#05 Pengamen

849 234 58
                                    

Ketika aku sedang menikmati Mie ayam pesananku, seorang laki-laki tinggi dengan gitar akustiknya tiba-tiba saja duduk dihadapanku. Ia mulai memetik gitarnya, suaranya bagus. Tapi ia terus menatapku yang sedang makan, mungkin menunggu upah menyanyinya kah?.

Ia terus memasang senyuman membuatku merasa tidak enak, aku kemudian merogoh kantong celanaku untuk mencari beberapa uang receh.

Aku mengulurkan tangan, berniat memberinya uang lima ribu rupiah yang aku temukan di kantong celanaku. Tapi dia malah mengerenyit, seakan terhina. Apakah uangnya kurang?

"M-maaf aku hanya tinggal punya ini" kataku sedikit tidak enak. laki-laki itu mendorong tanganku, menolak uang yang aku uluran padanya.

"Lo kira gue pengamen?" Laki-laki itu bertanya dengan nada kesal. Aku bingung, lalu kenapa dia duduj dihadapanku sambil bernyanyi dengan membawa gitar akustik lusuh?.

"Ah.  maaf".

"Gue anak yang punya toko klontong Haji Abdul deket sini" Dia memperkenalkan diri.

"Kita udah berkali-kali ketemu loh.
Lo sering banget mampir ke toko gue buat beli plester kalo nggak obat merah" dia kembali mencoba mengingatkanku. Kemudian aku mengangguk, seklebat bayangan sosok laki-laki penjaga toko klontong itu muncul di ingatanku.

"Tadinya pas liat lo lewat depan toko mau kesini gue manggil lo, mau ngajak barengan. Tapi elonya malah ngelamun"

"Mie Ayam disini enak banget, kan?" Katanya sambil menunjuk mangkok miliku. Aku mengangguk setuju.

Kemudian Pesanannya datang, "Pas pertama nyoba Mie ayam disini besok sampai lusanya gue makan tiga hari sekali disini. Tapi setelah Abah marah gara-gara nasi di rumah selalu sisa gue jadi mengurangi jatah makan disini jadi tiga kali seminggu"

Aku sedikit terkejut dengan kemampuan bicaranya yang amat cepat. Tapi kemudian tersadarkan kembali ketika laki-laki itu memberikan ayam yang ada pada pesanannya padaku.

"Karena gue udah ngasih ayam punya gue, lo harus jadi temen gue dan nemenin gue makan disini tiap tiga kali seminggu" katanya sok-sok an memerintah.

"Oh iya nama gue Doyoung, lo?"

Aku masih tidak habis pikir.

"Aku Dita"

"Id Line nya?".

Hah??

"Maaf?" Aku masih bingung.

"Kan kita punya perjanjian secara nggak langsung buat jadi temen makan di sini karena udah ngasih ayam gue ke elo. Jadi gue harus punya jaminan dong"

Aku tidak menyangka akan menemukan laki-laki super aneh semacam dirinya hanya karena makan di warung mie ayam ini. "Ditayo22", dan aku lebih tidak menyangka ketika aku dengan mudahnya memberikan Id line ku padanya.

Entahlah perasaanku mengatakan jika dia bukan orang jahat, dan segala sikap anehnya itu bisa sedikit ditoleransi-

"Yaudah dimakan, gausah terpesona sama kegantengan gue gitu"

-Atau lebih tepatnya, dia terlihat menyenangkan.

.

.

.

Tbc

Bang Idoy muncul
jadi second lead character awokwkwk :v

[✔] BF ▪Jaehyun▪Where stories live. Discover now