#06 Prioritas

866 221 17
                                    

Siang ini setelah pelajaran Matematika, Pak Hasan yang mengampu pelajaran Bahasa Daerah masuk ke kelas kami. Jaehyun yang duduk disampingku tidak menyadari kehadirannya dia masih sibuk dengan ponselnya terlihat sedang bertukar pesan dengan Tasya.

Aku menyenggol lengannya dengan siku ku, berusaha memberitahunya jika Pak Hasan sudah masuk ke kelas. Namun bukannya berhenti bermain-main dengan ponselnya, dia mendenguskan napasnya padaku.

"Pak Hasan udah masuk ke kelas, tuh" Aku kembali mencoba untuk memperingatinya namun ketika Jaehyun kembali mengabaikanku aku memilih untuk lepas tangan, malas memperingatinya lagi.

Pak Hasan lalu terlihat membuka buku Absen, ia mulai menyebutkan satu-persatu nama siswa. Hingga akhirnya tiba giliran nama Jaehyun yang dipanggil.

"Jaehyun Ardena" Pak Hasan memanggil. Tapi Jaehyun tidak mengacungkan jarinya, Pak Hasan terpaksa mengulang panggilan itu hingga ketiga kalinya.

"Jae.. Pak Hasan ngabsen elo nohh.."

Bersamaan dengan berakhirnya kalimatku, Pak Hasan memukul meja guru di hadapannya dengan kasar menggunakan buku Absen.

Mendengar hal itu Jaehyun buru-buru memasukan ponselnya kedalam laci meja. Ia melihat kearah pak Hasan, sepertinya telah menyadari kesalahannya.

"Jaehyun! Kamu ke sekolah mau belajar buat cari Ilmu atau mau mainan hp?" Suara Pak Hasan terdengar kesal. Jaehyun yang mendengarnya bangkit dari temoat duduk kemudian membungkukkan tubuhnya.

"Maaf pak." Ia meminta maaf, namun Pak Hasan yang kelihatannya tidak berada pada mood yang baik berdecak kemudian menggerakan dagunya kearah pintu keluar.

"Keluar, pergi ke ruang guru terus bilang ke guru piket kalau saya ngasih hukuman ke kamu buat bersihin Toilet"

Teman-teman sekelas sibuk menatap Jaehyun. Tidak ingin membuat Pak Hasan lebih marah, Jaehyun menurut kemudian keluar dari kelas.

Beberapa menit setelah Jaehyun pergi, getaran dari laci mejanya disertai cahaya dari layar ponselnya yang semula mati menarik perhatianku. Aku sedikit mengintip, dari layar ponselnya yang terkunci terlihat notifikasi pesan dari Tasya.

Aku merasakan sebuah sentuhan di punggungku, membuat aku refleks menoleh dan menemukan Gina yang sedang menatapku sambil menaik-turunkan alis matanya, "Dari Tasya, ya?" dia bertanya.

"Gue denger dari anak-anak Jaehyun lagi deket sama dia. Lo udah tau?" Suaranya sengaja ia pelankan.

Aku mengangguk tidak terlalu banyak berekspresi. Berniat kembali fokus dengan Pak Hasan di depan kelas, Gina kembali menyentuh punggungku.

"Jaehyun jarang banget bikin marah guru sampai disuruh keluar kaya gini, kayaknya dia serius deh sama Tasya" ucap Gina.

Ia melanjutkan, "Udah jadi prioritasnya tuh, elo nggak ngerasa aneh Jaehyun lebih perhatian sama cewek lain?"

Untuk kedua kalinya aku mendengar suara pukulan dari arah depan. Sepertinya Pak Hasan menyadari obrolan kami.

"Gina, kamu mau nyusul Jaehyun?" Pak Hasan menyindir.

Gina langsung saja menggelengkan kepalanya, lalu seolah-olah tidak berbuat apa-apa ia menunduk dalam. Menekuni buku di hadapannya. Sementara aku masih sibuk melamunkan kata-kata yang Gina ucapkan.

.

.

.

Tbc

[✔] BF ▪Jaehyun▪Where stories live. Discover now