#15 Main

807 192 26
                                    

"Semalem lo beneran ketiduran? jahat banget padahal udah gue tungguin di rumah." Jaehyun mengatakan hal itu sambil mengikuti aku pergi ke kantin.

Semula aku berniat mengambil satu kotak susu rasa cokelat, namun aku menyadari sebuah tangan juga tergerak untuk mengambil susu kotak terakhir itu.

Kak Ten dengan kacamata yang bertengger di hidungnya menoleh ke arahku, dia dengan baik hati menpersilakan aku untuk mengambilnya. Lalu mengambil satu dengan rasa vanila yang ada disamping tanpa mengatakan sepatah katapun.

Aku masih memandangi kepergiannya, sementara Jaehyun yang mungkin menyadari pandanganku lekas mengambil susu itu lalu membayarkannya untukku.

"Makasih," aku berucap sambil mengulurkan uang yang aku bawa untuk mengganti miliknya. Tapi dia menggeleng, lalu menarik lenganku dengan lembut untuk segera kembali ke kelas.

Aku menyusul sosok kak Ten yang tadi pergi lebih dahulu berkat tarikkan Jaehyun. Namun langkahku terhenti begitu dia memanggil namaku dengan singkat, dan terdengar terburu-buru.

"Dita," panggilanya

"Ya?" Aku tanpa sadar mengumamkan hal itu ketika dia tidak lantas mengatakan apa-apa.

"Pulang sekolah, Yuta ngajak lo main basket bareng." dia akhirnya berujar. Aku mengangguk menyutujui ajakan Kak Yuta yang disampaikan olehnya. Lalu menyungingkan senyum untuk pamit terlebih dahulu karena Jaehyun terlihat cemberut mendengar ada orang lain khususnya laki-laki yang mengajakku bermain basket bersama.

"Jangan senyum buat cowok lain ah, gue kesel liatnya." Jaehyun berkomentar. Aku hanya memutar mata malas kemudian berjalan mendahuluinya.

Dia menyusul, lalu merangkul pundakku dengan santai. "Btw lo beneran ketiduran semalem?" Jaehyun mengulang lagi pertanyaannya.

Aku menusuk susu kotak yang aku beli sebelum menjawab pertanyaan itu, "Nggak, Papa gue pulang dan gue nggak diijinin keluar" jawabku jujur.

Jaehyun terkejut, "Dia nggak ngapa-ngapain elo, kan?" dia meraih bahuku, lalu memutarnya seolah ingin memastikan jika aku baik-baik saja. Tapi bukannya merasa senang karena diperhatikan olehnya, aku malah merasa pusing.

Dengan kesal aku memukul tangannya yang ada di bahuku, membuat dia meringis dan refleks menarik tangannya. "Gausah lebay, gue nggak apa-apa."

Kami lanjut berjalan, dan Jaehyun juga lanjut berkomentar tentang Papa ku. "Yah, biasanya kalo abis lembur atau balik kerja dari luar kota kan mood nya jelek banget."

Beberapa adik kelas yang kami lewati tersenyum sambil sesekali menyapa Jaehyun untuk sekedar basa-basi dengannya. Yah, sepertinya popularitasnya bertambah setelah dia jadian dengan Tasya. Buktinya banyak adik kelas kami yang laki-laki juga menyapa Jaehyun dengan godaan-godaan mengenai sosok Tasya yang juga cukup populer di sekolah kami.

"Pulang sekolah lo ada niatan mau pergi nggak?" aku bertanya.

Dia mengangkat bahunya, "Belom ada sih, kenapa? mau ngajak jalan?" dia bertanya.

Aku menggeleng, "Enggak, gue cuma mau minta lo jangan langsung pulang aja. Sore ini gue mau ikut main basket bareng kak Yuta dkk, takutnya Papa gue bakalan marah dan ngomel lagi kalo ngeliat lo udah pulang sementara gue belom" aku memberi penjelasan yang cukup panjang padanya.

"Jadi lo mau manfaatin gue?" dia malah membalas dengan suara pura-pura merajuk. Aku menanggapi itu dengan anggukan, lalu memberinya tepukan di bahu.

"Kalo gitu gue ikut lo main aja." katanya yang membuatku refleks menoleh.

Aku lalu bertanya, "Terus Tasya? elo nggak nganterin dia?" Tapi Jaehyun yang sepertinya ingin bermain-main denganku menaik-turunkan alis matanya.

"Gue ajak juga, lah" dia menjawab dengan singkat. Membuat aku yang mendengarnya ingin berteriak karena dia dengan seenaknya membuat aku tidak nyaman dengan kehadiran kekasihnya itu.

.

.

.

Tbc

[✔] BF ▪Jaehyun▪Where stories live. Discover now