#14 Kepulangan dia

823 192 18
                                    

Semula aku akan datang ke rumah Jaehyun seperti yang diminta pemiliknya. Namun ketukan kasar dari seseorang di pintu depan rumahku saat ini sepertinya akan membuatku mau tak mau membatalkan rencana itu.

Sosok dia yang berminggu-minggu keluar kota dengan dalih urusan pekerjaan akhirnya pulang dengan kondisi yang sama sekali tidak bisa dibilang baik. Wajahnya terlihat lelah sekali, dan aku tahu dia tidak akan berhenti mengomel ketika dalam keadaan itu.

Sementara dirinya masuk kedalam kamar dengan omelan-omelan yang dirapalkannya karena hal sepele, aku membawa kopernya untuk masuk kedalam rumah. Dia membanting pintu kamar tepat ketika aku akan masuk membawakan kopernya, aku cukup terkejut namun tidak berniat memberi reaksi lain.

Dia tidak ingin diganggu, sementara aku juga tidak ingin mendengar omelannya. "Pa, Aku boleh ke rumah Jaehyun sebentar?" dari luar aku meminta ijin, berharap dia akan mengiyakan tanpa banyak syarat.

Namun tidak ada jawaban, dan sayangnya itu berarti dia tidak memperbolehkan aku untuk pergi. Maka aku beralih pergi ke kamarku, berniat akan mengabari Jaehyun jika aku tidak bisa pergi, namun pemandangan dari halaman rumahnya yang aku lihat dari jendela rumahku membuatku mengurungkan niatku itu.

Lagipula ketidakhadiranku tidak akan berpengaruh banyak, melihat bagaimana dia sibuk bersama teman-teman satu band nya. Aku bukan teman yang cukup asik untuk diajak berpesta, dan aku sadar pesta memang bukan hal yang cocok untuk aku hadiri.

"Kayaknya mereka berniat bersenang-senang karena Jaehyun sama Tasya udah resmi jadian" aku berguman, masih dalam posisi melihat kegembiraan sosok Jaheyun dan teman-temannya dari balik jendela kamar yang menghadap ke sisi rumah Jaehyun.

Tak lama dari luar kamar terdengar jika dia, sosok yang seharusnya aku sebut Papa memanggil. Suaranya terdengar kesal, dengan malas aku pergi keluar untuk melihat apa yang sedang ia coba lakukan.

Beberapa tangkai bunga mawar putih yang beberapa hari lalu diberikan Jaehyun untukku tercecer berantakan di meja makan rumah kami. Aku mendengus, lupa jika dia tidak suka apapun jenis bunga. Baik bunga asli ataupun imitasi, maka aku bergegas memungutnya sembari meminta maaf karena telah lancang menaruh bunga di rumahnya.

Namun sepertinya dia tidak puas hanya dengan menghancurkan rangkaian bunga itu, dia mulai mengomelkan hal-hal buruk tentang aku yang ia kira telah menghambur-hamburkan uang miliknya untuk membeli bunga itu.

"Aku sudah bilang untuk bersikap sebagaimana orang normal hidup. Kenapa kamu terus menggunakan uangku untuk hal-hal yang sama sekali tidak penting? Kamu bersikap seolah kita memiliki banyak uang untuk di hambur-hamburkan,"

"Kamu merasa malu karena menjadi orang yang biasa saja, makanya kamu bersikap sok pintar dan sok kaya demi menutupi fakta kalau kamu bukan siapa-siapa?" sambil mengatakan hal itu dia melotot, matanya yang merah terlihat kesal. Sementara tangannya bergerak untuk mendorong kepalaku dengan kasar, seolah ingin menunjukkan jika aku benar-benar yang paling bersalah dan bodoh disini.

Kembali dia masuk kedalam kamarnya dengan meninggalkan suara bantingan pintu.

Aku menatap kosong pada bunga-bunga itu, lalu bergumam satu kalimat yang seharusnya bisa mengindarkanku dari ucapan menyakitkannya jika saja dia mau mendengarkan sebentar, "Bukan aku, Jaehyun yang membeli ini."

.

.

.

Tbc

[✔] BF ▪Jaehyun▪Where stories live. Discover now