#24 Pertahanan

757 163 19
                                    

Aku yang tengah melipat origami untuk dekorasi tambahan stand  kelasku diam-diam masih terganggu dengan apa yang diucapkan Lucas semalam.

Sikap Lucas yang kekanak-kanakan dan semaunya sendiri memang sudah tidak lagi membuatku terkejut, tapi jika dia sampai nekat untuk merebut Tasya dari Jaehyun aku rasa itu benar-benar melampaui batas.

Beberapa kali aku mencoba untuk menghubungi laki-laki itu, berharap bisa menyadarkannya jika Jaehyun mungkin tidak akan segan meninjunya wajah tampannya karena hal ini.

Pesan teks yang aku kirimkan sejak semalam tidak mempengaruhinya, Lucas mengabaikannya dengan baik. Ia hanya membacanya, membiarkan dua ikon centang berubah menjadi biru tanpa membalas apa-apa.

Tidak, bahkan untuk sekedar mengirimkan sebuah stiker ataupun emoji.

Aku yang kesal membanting origami yang telah rampung dilipat. Barulah ketika sadar aku menoleh, berharap tidak ada yang melihatku melampiaskan amarah pada lipatan-lipatan origami itu.

Dan yah, untung saja hanya ada beberapa orang di area stand, sebagian besar siswa pergi keluar sekolah untuk membagikan brosur acara sekolah kami. Berharap agar besok banyak pengunjung yang datang.

Tepat ketika itu aku melihat sosok Tasya, benar-benar sebuah kebetulan melihat stand milik kelasnya cukup dekat bahkan berseberangan dengan milik kelasku. Sosoknya tengah sibuk bekerja sendirian, membuat semua orang pasti bisa langsung menebak jika dirinya memang tengah dikucilkan.

Sosok Gina datang membawa sebuah papan tulis kecil untuk menulis daftar jajanan yang kami jual, aku bangkit dari posisi duduk kemudian berpamitan padanya serta dua orang teman laki-laki di belakang yang juga dari kelasku.

"Gue beli minum dulu, ya." kataku,

Gina mengangguk, tidak banyak protes karena sudah bersiap bekerja dengan kapur warna-warni.

Aku berjalan kearah Tasya yang sama seperti Gina, tengah fokus menuliskan daftar jajanan yang akan dijual di stand kelasnya.

"Sya?" panggilku.

Tasya terlihat cukup terkejut mendengar suaraku. Dan aku tidak bisa untuk tidak meminta maaf karenanya.

Setelah ia berbalik untuk melihatku. Dia tersenyum canggung lalu meletakkan kapur-kapur yang tengah dipegangnya.

"Ya kak?"

"Gue mau kekantin, mungkin lo mau nitip minum?"

"Eh, nggak ngerepotin, kak?" Tasya terlihat tidak enak.

Aku menggeleng lalu kembali bertanya padanya, "Mau apa?"

"Jus semangka aja kak."

Mendengarnya aku mengangguk lalu bergegas pergi ke kantin. Meninggalkan Tasya yang memanggil-manggil namaku untuk memberikan uang titipannya.

Di kantin beberapa murid terlihat mengantri untuk membeli minum. Cuaca hari ini sangat panas, dan kebanyakan dari mereka yang ada di kantin baru saja keluar untuk membagikan brosur. Aku bisa membayangkan betapa gerah dan hausnya mereka.

Aku yang tengah mengantri terdesak, terdorong kedepan oleh orang-orang dibelakangku. Cukup terkejut, aku hampir saja memekik ketika seseorang disamping kananku terdorong kesamping hingga mengenai bahuku.

Sebuah tangan lalu terulur menarikku kebelakang agar bisa bebas dari antrian yang tidak terkontrol itu.

"Jae," Refleks saja aku memanggil nama orang itu yang tidak lain adalah sahabatku sendiri.

Sosok Jaehyun menoleh menanggapi panggilan itu. Dia mendorongku duduk di kursi kantin yang kosong lalu menyodorkan sekantung es teh manis kearahku.

"Nggak usah ikut desak-desakan lagi. Gue udah beli buat lo," katanya.

Aku menerimanya dengan senang hati, sejenak lupa titpan dari Tasya. Atmosfer diantara aku dan Jaehyun siang itu cukup tidak mengenakkan. Sahabatku itu hanya diam sambil menatapku, seolah ingin mengatakan sesuatu.

"Ngomong aja gausah ditahan," Ucapku yang mencoba memancing Jaehyun untuk berbicara. Sebenarnya aku tidak terlalu penasaran, karena yang akan diucapkan Jaehyun mungkin hanya sebuah permintaan maaf.

Yah, hanya sebuah permintaan maaf biasa yang lebih terdengar seperti basa-basi, tidak lebih. Seperti yang biasa dilakukannya ketika ingin menghilangkan perasaan bersalah yang menghantuinya.

"Gue minta maaf kalo semalem bikin lo sakit, Dit" Yah seperti yang sudah kuperkirakan.

Tapi kemudian, terdengar Jaehyun melanjutkan kata-katanya, "Gue cuma nggak mau ngeliat lo pergi sama dia. Karena gue tau, kalo Mama lo balik. Itu tandanya gue harus kehilangan elo."

.

.

.

Tbc

[✔] BF ▪Jaehyun▪Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ