-2- Demam

6.6K 1K 217
                                    


Yuji berlari kesana kemari dengan lincahnya.  Wajahnya menengadah menatap awan-awan putih di langit sambil menikmati sinar matahari yang menerpa tubuhnya.  Padahal hari itu panas sekali, Wasuke saja sampai berkeringat walau baru jalan sebentar.

"Kau memang cucuku, rupanya."  Wasuke bergumam sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kakek lambat sekali!  Mana pancingnya?"  Yuji berlari mengitari kakeknya.  "Masa lupa!?"  Yuji melipat kedua lengannya di depan dada sambil memasang wajah cemberut.  Bocah umur 7 tahun itu terlihat menggemaskan.

Wasuke tertawa terbahak-bahak, "kau mirip sekali dengan ibumu!"  Ujarnya sambil mengusak rambut Yuji.  "Mancingnya dibatalkan. Ikan tidak akan muncul kalau sedang cerah begini."  Ujar Wasuke sambil mengusap keringatnya.


"Eeh??  Tapi aku mau tangkap hiu hari ini!"


Wasuke kembali terbahak dibuatnya.


"Sebagai gantinya, hari ini kita akan naik kapal!  Bagaimana?"


"Kapaaal!??"

Wasuke menunjuk ke satu arah, dimana sebuah danau yang luas berada.  Airnya masih bersih, bahkan dasar danau itu bisa dilihat dengan mudah.  Di pinggirnya terdapat sebuah pelabuhan kecil dimana beberapa kapal dan perahu berlabuh.

Yuji berlari kecil ke arah dermaga dan melihat danau luas di hadapannya.  Senyumnya lebar, tidak pudar sedari tadi meski Wasuke sudah memanggil Yuji untuk naik ke atas kapal bersama kenalannya, sang pemilik kapal.

Saat kapal mulai berlayar, Yuji melongok ke bawah kapal.  Air yang jernih membuat apapun di bawahnya nampak, termasuk ikan-ikan kecil yang berenang kesana kemari.  Yuji mengulurkan kedua tangannya masuk ke dalam air dan mencipratkannya kesana kemari dengan riang sementara Wasuke mengawasi dari belakang.

"Andaikan Sukuna ada disini..." Yuji menangkap satu ikan kecil, namun terlepas dari tangannya karena licin dan kembali ke air.  Yuji menggerutu lalu kembai mencoba menangkap ikan-ikan kecil yang berenang kesana kemari seakan mengajaknya bermain.  Ia tertawa riang saat lagi-lagi ikan terlepas dari genggamannya dan masuk ke dalam air, membuat wajahnya basah terkena cipratan.


Wasuke yang mendengar nama cucunya yang satunya hanya memandang Yuji dalam diam.  Ia merasa perlu mengenalkan Yuji pada anak-anak di desa.  Mungkin itu akan membuatnya sedikit lupa dengan kembarannya yang telah tiada itu.  Masalahnya adalah, Yuji tidak pandai bergaul dan ia selalu menolak untuk berinteraksi dengan orang lain dengan alasan takut.  Meski tidak ada yang tahu apa yang ditakutkan bocah itu.


"Yuji..."

"Ya?"  Jawab Yuji tanpa mengalihkan pandangannya dari permukaan air.  Ia sedikit mencondongkan tubuhnya untuk meraih bunga berwarna ungu yang mengapung di air danau.

Wasuke terdiam sesaat saat Yuji membalikkan badan ke arahnya dan menatapnya dengan mata lebarnya.  Sepasang mata itu mengerjap polos karena tak kunjung mendengar apa yang ingin disampaikan kakeknya.  Yuji nampak berpikir sesaat, "kalau kakek khawatir tentang pertemananku, jangan khawatir.  Nanti pasti aku akan menemukan teman."

pythonissam [END] ✔Where stories live. Discover now