-19- Ryomen

2.7K 534 139
                                    



Gojo turun ke lantai bawah saat Yuji terlelap dalam tidur siangnya lalu menyalakan televisi sambil duduk di sofa.  Ia sengaja mematikan ponselnya agar tak ada yang bisa mengganggunya termasuk Nanami dan Yuu yang cerewet mengenai jadwal latihan.

Immunda datang dan duduk di sebelah Gojo.  Ia mengeong.

Gojo melirik Immunda dan ia teringat sesuatu.  "Ah, ya.  Maaf maaf, aku lupa~"  Ia lalu mengarahkan telunjuknya pada Immunda sambil membaca mantra, "Cum albo in nigrum cattus in mundum redit furrure"

Kemudian Immunda berubah menjadi sesosok manusia-- bukan, penyihir.  Ia nampak mendengus dengan raut muka sebal.


"Shake!"  Ucap sosok itu lalu kembali mendengus.

"Hehehe... Yamaap, biasanya semua memang kunamai Immunda, kok~"


"Tuna!!"

Gojo hanya tertawa, "Aku bercanda, bercanda.  Kau kuberi gaji, 'kok.  Kau boleh istirahat dulu sampai kupanggil lagi."  Gojo mengibaskan tangannya, mengirim sosok itu kembali ke rumahnya dengan sihirnya.  Ia akan memanggilnya nanti saat Yuji mencari Immunda.



****


"Apa yang kau cari, Sukuna sayang?"  Tanya Ryomen Karen, ibu kandung Sukuna di ambang pintu kamar Sukuna.  Sukuna nampak sibuk mencari sesuatu hingga membuat kamarnya agak berantakan.  Tak ada respon, Karen mengulangi pertanyaannya.

Sukuna menegakkan tubuhnya sambil menghela napas dan menyugar rambutnya ke belakang.  "Ponselku yang warna hitam."  Ia kembali mengobrak-abrik isi lemarinya yang sudah ia tata semalam.


"Aah...  Ponsel tua itu?  Papa sudah membuangnya semalam saat kau tidur."  Karen menepuk tangannya sekali saat teringat.

"Apa?"  Sukuna menatap tajam ke arah Karen.

"Oh lihat, betapa miripnya dirimu dengan ayahmu..."  Karen mendekat, menyentuh dagu Sukuna yang merasa risih dan langsung membuang muka.  "Haha...  Bahkan sikapmu juga, saat malu, ayahmu selalu buang muka."

Malu dengkulmu.

Melihat raut muka anaknya yang nampak kesal, Karen sedikit merayunya, "Ayolah, kalau kau mau, mama bisa membelikan satu lagi untukmu.  Model terbaru, kau mau yang apa?"


Sukuna menghela napas berusaha mengatur emosinya yang nyaris memuncak meski ia belum ada seminggu disini.  Sukuna sudah tahu, ia akan benci dengan lingkungan barunya ini, jadi ia sudah sedikit bersiap dengan belajar mengatur emosinya.

"Tidak perlu..."  Sukuna merapikan barangnya,  "Aku punya uang gaji dari pekerjaanku."


pythonissam [END] ✔Where stories live. Discover now