-6- Lalai

4.5K 811 64
                                    



Di tangga sekolah bagian barat, suasana begitu sepi.  Hanya ada dua orang disana yang tengah menikmati makan siangnya bersama, jauh dari keramaian sekolah.  Tak lain adalah Yuji dan Sukuna.


Sukuna menaruh telur gorengnya di tempat makan Yuji dan lanjut makan.  Yuji yang sedang mengunyah makanan, segera menelannya dan bertanya, "kau tidak mau?"  Ia menunjuk telur goreng yang diberikan oleh Sukuna dengan sumpitnya.

Sukuna menggeleng.  "Tidak, kau saja yang makan.  Biar cepat gemuk."  Sukuna menyuapkan sesumpit sayur ke dalam mulutnya.  Ia menahan rasa pahit yang ia benci itu lalu menenggak air mineralnya.  "Argh...  Sayur memang yang terburuk."

"Jangan begitu.  Kalau tidak makan sayur, kau akan susah BAB, tau?"

"Hey!  Jangan bicarakan BAB saat sedang makan!"  protes Sukuna yang otomatis langsung membayangkan wujud dan bau kotoran.  Astaga, ia ingin muntah rasanya.  Yuji hanya tertawa melihat raut muka Sukuna yang menahan agar tidak muntah.


"Setelah ini pelajaran apa?"

"Hmm... Olahraga."  Yuji berusaha mengingat-ingat.  Ia paling benci jam pelajaran olahraga.  Karena fisiknya lemah, ia dilarang oleh guru untuk mengikuti olahraga yang terlalu berat dan membuatnya sering hanya duduk di pinggir lapangan sembari melihat yang lain berolahraga dengan riang di lapangan.

"Haa...  Mereka pasti akan memaksaku bermain basket."  Sukuna mendengus, "Aku lebih suka futsal!"  Ia menyuapkan nasi ke dalam mulutnya dan mengunyahnya dengan cepat.

Yuji tertawa pelan, "Tapi kau lebih jago main basket.  Dan juga, saat bermain basket..."  Yuji terdiam sesaat kemudian lanjut bicara, "Kau terlihat keren..."  Diiringi dengan seulas senyum tipis di wajahnya.  Jujur saja, ia iri dengan adik kembarnya itu.


Deg


Ah, perasaan ini lagi...

Sukuna benci mengakuinya.  Tapi sepertinya ia telah dibuat jatuh cinta oleh kakak kembarnya sendiri.  Tentu saja ia tak bisa mengatakannya pada Yuji, ia takut Yuji akan menganggapnya aneh dan akan menjauhinya.  Mungkin ia tak akan pernah mengatakannya.

Sukuna lanjut makan dalam diam.  Sementara Yuji yang sudah selesai dan membereskan kotak makannya, menatap Sukuna dalam dengan senyum tipis.  Secara tak sadar, tangannya terulur dan mengelus rambut Sukuna.  Sukuna tersedak dan memukul-mukul dadanya lalu meminum air mineralnya.

"A-apa?"  Tanya Sukuna masih dengan wajah yang agak merah karena tersedak tadi.


"Ah maaf, aku tak sadar..."  Yuji menatap tangannya lalu ia kembali tersenyum.  Senyum yang mengandung kesedihan, "Aku hanya berpikir, kita ini kembar, tapi kenapa kita berbeda sekali, ya?"

Dada Sukuna terasa tertusuk mendengarnya.  Rasa bersalah kembali menderanya.  Ia tak bisa menyalahkan Yuji sama sekali.  Bagaimana pun juga, Yuji adalah korban dari perbuatannya.  Ia harus bertanggung jawab.

pythonissam [END] ✔Where stories live. Discover now