-32- Persembahan Jiwa

2.4K 469 57
                                    



Yuji membuka matanya, menatap langsung iris merah Sukuna yang nampak khawatir padanya.  Ia tak tahu apa yang terjadi, jadi ia hanya diam, menunggu Sukuna menjelaskan.  Namun sayangnya, Sukuna juga tidak begitu mengerti.

"Apa yang kau ingat sebelum bangun disini?"  Tanya Sukuna.


"Humm...  Sepertinya sakitku kambuh lagi, hehe...  Mungkin aku pingsan dan ini hanya mimpi??"  Jawab Yuji sambil nyengir.  Sukuna melirik Yuji, ini bukan hal yang bisa dibicarakan sambil tersenyum.  Sudah jelas keaadaan Yuji saat ini sangat gawat.

Menurut perkiraan Sukuna, tempat ini adalah alam bawah sadar Yuji.  Namun ia belum memberitahukannya pada Yuji.  Ia tidak ingin membuat Yuji gelisah.  Yuji masih berpikir ini hanyalah mimpinya.


Sukuna menghela napas lalu terdiam menunduk.  Yuji tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.  Tangan Yuji terulur mengelus kepala Sukuna.  Sukuna menatap Yuji yang tersenyum ke arahnya, "Kau ini...  Tidak di dunia nyata, di mimpi, kau selalu memasang wajah begitu.  Apa bebanmu berat?  Apa menjadi setengah penyihir itu melelahkan?  Keberatan kalau membagi bebanmu denganku sedikit?"

Sukuna hanya terdiam.

"Dari dulu kau selalu begitu, Sukuna.  Aku benci melihatmu selalu menanggung semuanya.  Tolong sebentar saja lupakan bahwa kau yang mengutukku.  Bisakah kita berjuang bersama?  Apa aku hanya menjadi bebanmu?"  Tangan Yuji turun membelai wajah Sukuna.  Sukuna masih diam, ia menyingkirkan tangan Yuji dari wajahnya dan berbalik.  Ia tidak ingin Yuji melihat wajah khawatirnya.


"Aku hanya tidak ingin kau terlibat dengan urusanku lagi.  Kau hanya akan semakin terluka."



"Tapi--"

"Katakan, Yuji.  Apa kau masih ingin hidup?"  Sukuna tiba-tiba bertanya membuat Yui tertegun sesaat tidak paham dengan pertanyaan yang Sukuna berikan.


"Tentu saja, kenapa?"

"Kenapa kau masih ingin hidup?"  Tanya Sukuna.  Ia mengabaikan pertanyaan balik Yuji.


".....Aku masih ingin bersama semuanya.  Dan juga aku belum mengatakan sesuatu yang penting pada seseorang."  Yuji menunduk, sekarang ia merasa canggung dengan Sukuna karena tiba-tiba ia teringat pada Gojo dan perasaannya yang belum tersampaikan.  Ia memainkan jarinya.


"Satu lagi."  Sukuna menarik napas.  Yuji menatap punggung Sukuna, "Apa....  Kau menyukai Gojo Satoru..?"  Suara Sukuna semakin lirih di akhir kalimat pertanyaannya.  Ia takut untuk mendengar jawaban Yuji.  Tapi ia harus mendengarnya, cepat atau lambat.

Yuji diam.  Angin datang entah darimana meniup rambutnya, membuatnya sedikit merasa kedinginan.  Ia memeluk dirinya sendiri lalu memalingkan pandangannya.  "Ya...  Aku menyukainya..."  Jawab Yuji.  Sebenarnya ia merasa bahwa menjawabnya jujur bukanlah hal yang tepat, namun ia pikir tak apa karena mengira ini hanyalah mimpi.

pythonissam [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang