-4- Kutukan

5.1K 980 141
                                    



"Siapa kau!?"  Wasuke bangkit dari duduknya sementara Sukuna terdiam di tempat karena tubuhnya tak bisa bergerak.  Ia mengumpati kelengahannya dalam hatinya.


"Seperti yang dikatakan bocah ini, aku adalah penyihir."  Sosok berambut putih itu melirik ke arah Sukuna.  Meski matanya tertutup oleh kain, Sukuna tetap merasa merinding dibuatnya.

"Kembalikan Yuji!"  Wasuke mengeluarkan jimat dari dalam sakunya.


"Hmmh...  Jimat kuno, ya?  Sekarang itu sudah tidak mempan untuk penyihir, kau tahu?"  Sosok penyihir itu tertawa pelan.  "Lagian aku tidak sedang menculiknya, kok."


"Kembalikan!"


"Fuuh...  Galak sekali.  Darah tinggi, lho."  Ia kembali tertawa. "Aku kemari untuk memberikan penawaran."  Kemudian sosok itu membawa Yuji ke dalam kamar dan menaruhnya dia tas kasur.  Wasuke dan Sukuna yang sudah bisa bergerak, mengikuti dari belakang meski agak berjauhan.

"Aku tidak akan menerima penawaran dari makhluk sepertimu!"  Tolak Wasuke mentah-mentah.

Penyihir itu menggaruk tengkuknya, "bagaimana, ya...  Tapi aku ingin kalian menerima penawaran ini."  Ia duduk di sebelah Yuji dan menyadari sedikit luka lecet di lutut bocah yang sedang tertidur itu lalu sedikit mengusap lukanya.  Dalam sekejap, luka lecet itu menghilang.  "Soalnya kalau kalian tidak menerimanya..."

Penyihir itu melirik ke arah Yuji.  "Dia bisa mati."



"Apa!?"  Wasuke sedikit menggeram.  "Apa yang kau perbuat pada cucuku!?"


"Bukan aku yang melakukannya."  Penyihir itu lalu menatap Sukuna yang langsung memalingkan wajahnya.  "Ini perbuatanmu, 'kan?"  Ia mendekati Sukuna yang gemetaran, "hai penyihir kecil...?"  Tangan kanannya ia letakkan di atas kepala Sukuna.


Wasuke benar-benar tak mengerti.

"Mari kita bicarakan pelan-pelan..."  Mereka keluar kamar.  Sosok penyihir itu menjentikkan jarinya dan pintu kamar itu pun menutup dengan sendirinya meninggalkan Yuji yang beristirahat.



***


Tidak ada teh, tidak ada basa-basi.  Suasana menjadi sangat dingin.  Hingga sosok penyihir berbaju serba hitam dan berambut putih itu menepuk tangannya sekali membuat Sukuna berjengit kaget.

"Aku adalah penyihir, dari beberapa abad yang lalu.  Namaku Gojo Satoru."  Penyihir itu memperkenalkan namanya.


pythonissam [END] ✔Where stories live. Discover now