-15- Perasaan

2.9K 563 125
                                    



"Bagaimana selanjutnya?"


"Kita mundur hari ini.  Lanjutkan pengamatan."


"Dimengerti."  Sosok perempuan berambut panjanga yang bersembunyi di balik rimbun pohon itu mundur kembali ke markasnya.



Bukan mba kunti ajg


***


"Ada apa?  Sampai susah-susah kemari?"  Gojo tak terkejut mendapati Shoko tengah duduk tenang di sofa kamar hotelnya di Amerika.  Gojo menghanduki rambutnya yang basah sehabis keramas barusan sambil menatap ke arah Shoko yang sedang memainkan ponselnya.


"Kenapa kau berniat membunuhnya?"


Tanpa perlu diberitahu, Gojo sudah tahu siapa yang Shoko maksud.  "Kau bilang aku harus membunuhnya."


"Dan bukankah kemudian kubilang itu hanya pilihan terakhir?"


"Kau mengatakannya?"


"Jangan pura-pura, dasar sialan."  Shoko mendengus.  Jujur, ia tidak menyangka Gojo benar-benar mencoba untuk membunuh orang yang pernah diberinya darah.  Ia pikir saat itu Gojo akan menolak mentah-mentah.

"Kenapa yaa?"  Gojo duduk di sofa, berhadapan dengan Shoko sambil memakan kikufuku yang ia dapat dari salah seorang penggemar saat acara fanmeet tadi siang.  Ia memalingkan pandangannya ke arah jendela kaca yang menampilkan pemandangan khas perkotaan pada malam hari.


"Jawab dengan benar, albino."

"Cih, lama-lama kau jadi mirip dengan Sukuna."  Gojo mendengus.  "Yaah...  Mungkin karena masih ada rasa kasihan?"


"....  Kau yakin itu rasa kasihan?"


"Hah?"


"Selama ini kau terus memantaunya, 'kan?  Kau meluangkan banyak waktumu untuk anak itu.  Kau bahkan tak melakukannya untuk sahabatmu."  Shoko bersedekap dan mennyandarkan punggungnya pada sofa.

"Sahabat?"

"Amanai Riko.  Jangan bilang kau lupa padanya?  Kau hampir jatuh cinta padanya, bukan?"

pythonissam [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang