24 - Janji dan Ingkar

423 31 0
                                    

Hansel mematri dirinya di depan cermin. Beberapa kali membuka dan memasang jaket yang ia kenakan. Semenjak perkenalannya dengan Quitta beberapa bulan lalu, hari-hari Hansel tentu dipenuhi oleh perempuan itu. Mereka tidak memutuskan memiliki hubungan apapun, namun kebersamaan mereka menjadi kenyamanan baru yang terbentuk.

"Weee anak ayah mau kencan." seru ayah Hansel di meja makan. Hansel tersenyum.

"Udah ganteng belum, Yah?" tanyanya.

"Coba muter!"

Hansel berputar satu kali, ayahnya berlagak layaknya juri dalam sebuah perlombaan.

"Ganteng!" serunya membuat mereka tertawa bersama.

"Udah sama berangkat, nanti Itta nunggu kamu." seru ibu Hansel yang baru keluar dari dapur. Hansel mengangguk dan menyalimi tangan kedua orangtuanya. Hari ini, ia dan Quitta berjanji bertemu di sebuah bazar kampus--berhubung mereka dalam waktu dekat akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.

Hansel berhenti disebuah rumah berdinding putih. Quitta dengan rambut hitam legamnya yang dikuncir tinggi menghampiri Hansel, menyambar helm yang Hansel berikan dan duduk di belakang Hansel.

"Udah?" tanya Hansel.

"Udah, lets go!" ucap Quitta.

Semilir angin menerpa masing-masing wajah mereka saat di jalan. Quitta beberapa kali menyanyikan sebuah lagu berhubung suaranya memang bagus dan ia juga mengikuti paduan suara di sekolahnya.

Beberapa menit berlalu, mereka sampai di bazar kampus yang diadakan di salah satu gor ternama di kotanya. Begitu banyak jajaran kampus beserta mahasiswa dengan berbagai warna almamater. Hansel menyematkan jemarinya pada jemari Quitta. Ia hanya takut terpisah dan menjadi merepotkan nantinya.

"Kamu mau darimana dulu?" tanya Hansel.

"Dari ujung ke ujung aja," balas Quitta.

Mereka berdua berhenti di setiap stand universitas. Menanyakan beberapa hal, dan mendalami beberapa yang sesuai dengan jurusan yang mereka impikan. Setelah puas, Hansel dan Quitta membeli minuman dan duduk di salah satu kursi yang tersedia disana.

"Capek." seru Quitta sambil meneguk minumannya.

"Aku juga," timpal Hansel. Keadaan bazar begitu ramai dan sesak.

"Kamu udah tau mau kemana?" tanya Quitta menoleh kearah Hansel yang tengah meneguk minumannya.

"Dari dulu aku pengen masuk jurusan teknik sipil. Kamu gimana?" ungkap Hansel.

"Keren dong!" puja Quitta. "Aku sih pengen banget dari dulu jadi dokter. Jadi aku niat banget buat masuk kedokteran."

"Gak klik sih, tapi kita usahain ya, siapa tau kamu bisa masuk kedokteran, aku masuk teknik sipil." ucap Hansel penuh optimis yang disambut Quitta dengan keyakinan dalam dirinya.

Your Bridge [Proses Remake]Where stories live. Discover now