31 - The Truth

453 38 0
                                    

"Gila! Apaan ini?!" seru Cade setelah melihat surat beserta foto-foto yang Audrina ambil dari sela-sela pintu Hansel. Entah kertas itu memang baru disana atau sudah lama, yang pasti Audrina sebelumnya tidak menemukan itu.

"Pantes aja Erika cuti lama banget kemaren." ujar Cade lagi.

"Jadi beneran bunting?" tanya Audrina. Ia mencoba tenang dibalik semua situasi ini.

"Gue gatau, Na. Tapi dia cuti agak lama. Sekarang udah masuk sih, bilangnya pulang kampung." tutur Cade.

"Iya, pulang kampung buat lahiran" timpal Audrina.

"Na, kalo ini semua bener, terus lo gimana?" pertanyaan Cade itu ternyata mampu membuat Audrina mati-matian menahan tangisnya.

Audrina menggeleng.

"Semua ini pasti jebakan." jawab Audrina. "Gue juga gak liat ada tanda-tanda orang abis ngapa-ngapain pagi itu." sambung Audrina lagi meyakini bahwa malam itu tidak terjadi apapun dilihat dari penampilan Hansel yang masih mengenakan kemeja--walaupun berantakan dan bahkan Audrina ingat Hansel masih mengenakan celana kerja lengkap dengan gespernya. Terpujilah pikiran Audrina yang sempat melihat ke bagian itu.

"Udahan ngobrolnya. Anter gue ke dua titisan dajjal itu." ucap Audrina mulai melangkahkan kakinya. Cade menahannya lagi.

"Biar gue yang panggil, alesan aja ngajak makan siang. Lo tunggu di cafe depan." ucap Cade langsung disetujui oleh Audrina.

****

Setelah usaha Cade mengelabui Erika dan Kelvin, disinilah mereka. Duduk berempat berhadap-hadapan dengan dua titisan dajjal. Erika ingin kabur setelah melihat Audrina, tetapi tangan Cade lebih cepat. Dengan gerakan menyeret, Cade membawa Erika ke dalam cafe. Kelvin yang melihat Audrina disana hendak protes pada Cade, tetapi ancaman Audrina ternyata mampu membuatnya tidak berkutik. Erika tampak terlihat kikuk, berkebalikan dengan Kelvin yang memandang Audrina dengan tatapan memuja, walaupun ada sedikit ketakutan disana. Audrina yang sudah menahan emosinya daritadi tidak mampu menahannya lagi. Dengan satu pukulan keras di meja, ia mampu membuat gelas-gelas di atas meja bergoyang--beserta air di dalamnya.

Erika tersentak. Kelvin masih terlihat tenang walaupun efek kaget di wajahnya tidak dapat ia sembunyikan.

"Hah!" seru Audrina. "Akhirnya gue bisa lihat lagi dengan jelas wajah-wajah calon penghuni neraka."

Kelvin menaikkan alisnya.

"Ini tentang apa sih?"  tanyanya.

"Ini tentang apa sih?" ucap Audrina mengulangi perkataan dan nada suara Kelvin. "Heh brengsek!" umpatan Audrina membuat Kelvin terkesiap. Cade sudah mengambil ancang-ancang menahan Audrina jika ia sudah terlewat emosi.

"Lo apain Hansel, hah?!" tanya Audrina. Beberapa orang bahkan menoleh kearah mereka.

Kelvin tersenyum miring.

"Ternyata tentang Hansel." ucapnya.

Melihat hal itu, Audrina tahu, manusia macam Kelvin tidak bisa ia hadapi dengan kepala panas. Tetapi ia harus menghadapinya dengan kebrengsekan juga sama seperti sifat Kelvin.

"Iya, Hansel. Orang yang sangat membuat lo iri setengah mati sampe bertindak murahan." timpal Audrina.

Wajah Kelvin terlihat mengeras.

"Maksud lo apa?"

"Lo yang apa! Otak lo isinya drama doang sampe jebak temen kantor lo sendiri cuma buat kesenangan lo doang?!" timpal Audrina lagi. "Otak lo sangat kecilkah sampe lo menghalalkan segala cara buat menghancurkan kehidupan orang lain?"

Your Bridge [Proses Remake]Where stories live. Discover now