39 - Jemari

347 38 0
                                    

Setelah hari saat Audrina membatalkan lamaran Rad, tentu saja Audrina selalu menghindari laki-laki itu di rumah sakit. Rad tetap bersikeras mengejarnya, meminta penjelasan yang lebih masuk akal. Tetapi Audrina tahu, semakin Rad melihat dirinya, semakin perasaan Rad padanya tidak bisa dihilangkan. Jadi Audrina mencoba berbuat yang ia bisa. Ia lebih bersyukur lagi kala kuliah spesialisnya dimulai. Itu artinya waktu yang ia habiskan di rumah sakit akan berkurang.

Hari ini adalah hari minggu, dan tentu saja hal itu tidak Audrina sia-siakan. Ia memaksa Hansel mengajaknya keluar jalan-jalan sebelum malamnya Hansel kembali terbang ke kota tetangga karena senin Hansel sudah harus kembali ke kantor.

"Kok lo cepet banget sih disininya?" protes Audrina saat menunggu Hansel berganti pakaian.

"Kan liburnya emang cuma 4 hari, Na." jawab Hansel dari kamarnya.

"Kalo gue kangen gimana?" tanya Audrina manja. Hansel keluar dari kamarnya ketika sudah berpakaian, kemudian ia duduk di meja makannya sambil meminum kopi paginya.

"Kan ada teknologi namanya video call, Nana." ucap Hansel.

"Tapi video call tuh semu! Gue gak bisa pegang lo!" protes Audrina lagi.

"Kan yang lo butuhin ngomong sama liat gue, bukan pegang-pegang gue." balas Hansel sambil menyesap kopinya.

"Tar gak ada yang kecup-kecup kening gue lagi," kata Audrina lagi.

"Yaudah sekaranglah, mumpung wujud gue masih disini," ucap Hansel. Dengan seketika Audrina berdiri dari duduknya dan berdiri disamping Hansel. "Mau ngapain?"

Audrina nyengir kuda sambil menunjuk dahinya. Melihat hal itu, Hansel hanya terdiam tetap menyesap kopinya.

"Sel!"

"Ntar aja," balasnya cuek.

Melihat hal itu, Audrina menunduk sedikit, mensejajarkan dirinya pada wajah Hansel, dan langsung mengecup dahi Hansel yang tidak terhalang poninya. Gerakan tiba-tiba itu membuat Hansel mematung. Ia terdiam sambil memegangi dahinya.

"Emang lo doang yang bisa?" ucap Audrina meledek dan kembali duduk di sofa.

"Pinter banget lo cari-cari kesempatan!" seru Hansel.

"Bodo," ejek Audrina.

"Mana ada sih cewek yang malah nyium kening cowoknya?" protes Hansel. "Harga diri gue sebagai cowok rasanya terluka.." ucapnya dramatis.

Audrina menahan tawa melihat wajah Hansel yang terlihat nanar.

"Adalah, cewek itu gue!" seru Audrina bangga. "Makanya kalo lo gak gerak cepet, gue duluin."

Hansel yang mendengar itu merasa itu adalah ancaman. Rasanya ia sudah tidak tahu lagi dalam hubungan ini mana yang sebenarnya perempuan dan mana yang laki-laki berhubung sifat bar-bar Audrina.

"Dulu aja yang ngajak nikah duluan gue," ungkit Audrina lagi.

"Na,"

"Terus yang minta peluk duluan gue, yang punya perasaan duluan gue," sambung Audrina lagi. "Terus yang cinta duluan gue, yang nyatain duluan juga gue, ntar yang ngajak sunah rosul duluan jangan-jangan gue juga?"

Hansel berdecak.

"Itu bagian gue!" protesnya.

Audrina mengangkat bahu,

"Kita liat aja nanti," balasnya jahil.

"Nana!"

****

Setelah perdebatan tidak mutu pagi tadi, Hansel akhirnya berinisiatif duluan mengajak Audrina ke sebuah cafe. Hansel berpikir pasti Audrina suka kesana karena pemandangannya yang indah. Seharian itu Audrina berniat akan menghabiskan waktunya sampai malam dengan Hansel hingga mengantar Hansel ke bandara. Sebelumnya Hansel sudah pamit pada orangtua Audrina dan juga Arion. Hansel juga ingat kata-kata yang Arion ucapkan padanya saat mereka hanya berdua.

Your Bridge [Proses Remake]Where stories live. Discover now