6 - Drop

575 50 0
                                    

Malam itu Hansel berjanji akan menemui Viona di cafe tempat mereka janjian untuk bertemu. Ia kemudian turun dari unit apartemennya menuju basement dan melajukan motornya membelah angin dingin malam hari.

Sejujurnya sejak sore hari sepulang kerja ia merasa tidak enak badan. Hansel bahkan sempat berpikir apakah ini efek dari jilatan Audrina di telapak tangannya yang menimbulkan efek rabies seperti pada hewan peliharaan? Lagi-lagi, pikiran bodoh nan absurd menjelajahi otaknya kala ia memikirkan sesuatu yang berhubungan dengan Audrina.

Saat di lampu merah, Hansel memijit ringan kepalanya yang tiba-tiba berdenyut. Ia memejamkan matanya sekilas kemudian kembali memfokuskan matanya melihat kearah jalanan. Sialnya, matanya menjadi buram.

Dengan perjalanan yang hati-hati dan lumayan panjang, sampailah Hansel di cafe yang dijanjikan. Ia merapikan sedikit rambutnya dan berusaha terlihat baik-baik saja.

Matanya langsung menangkap sosok Viona di sudut cafe. Ia langsung berjalan menuju wanita itu.

"Maaf kalo lama, Kak."

"Hai, Sel. Gapapa kok." sapa Viona. "Kamu gak lagi sibuk kan? Maaf tiba-tiba ngajak ketemu, padahal baru kemarin aku dateng ke apartemenmu."

"Nggak apa-apa kok, kak. Ada apa emang, kak?" tanya Hansel.

Viona terlihat gusar. Beberapa kali ia menoleh dan mengusap-usap tangannya.

"Kak?" panggil Hansel membuyarkan ketidakfokusan Viona.

"Kamu ada cara apalagi buat yakinin kakakmu?"

Pertanyaan Viona langsung membuat kepala Hansel berdenyut. Ia kemudian memejamkan matanya.

"Sementara yang aku omongin kemarin, kak." jawab Hansel sambil memijat pelipisnya. "Untuk sementara itu."

"Sel, you okay?" tanya Viona dengan nada khawatir setelah melihat wajah Hansel yang berubah pucat.

"I'm okay." balas Hansel. "Aku ke toilet sebentar." pamit Hansel dan beranjak menuju toilet cafe.

Hansel berjalan gontai dan menyandarkan tubuhnya pada dinding. Kepalanya begitu berdenyut hingga napasnya jadi pendek. Entah kerasukan darimana, disaat seperti itu yang ada dipikiran Hansel adalah Audrina. Ia kemudian merogoh saku celananya, mengetik sebuah nama dan menempelkan ponsel itu pada telinganya.

"Sel? Kesambet apaan lo tiba-tiba nelepon cewek cantik paripurna kayak gue?" sahut seseorang di seberang sana.

"Na.."

"Sel? Lo gapapa?" tanya Audrina saat menyadari suara Hansel tidak seperti biasanya.

"Na, gue..."

"Sel lo dimana? Gue kesana sekarang." ucap Audrina tanpa harus mendengarkan penjelasan Hansel mengenai kondisinya.

"Ca-cafe, Na.." jawab Hansel terbata-bata. Dengan itu telepon langsung diputus sepihak oleh Audrina.

Tidak sampai 10 menit, Audrina sampai di cafe yang Hansel masuk dan menerobos masuk. Matanya nyalang mencari kesana kemari dan terbesit dalam pikirannya untuk berlari ke toilet dan benar saja. Seonggok Hansel tengah memejamkan matanya sambil bersandar pada dinding.

Dengan cepat Audrina mengalungkan tangan Hansel di pundaknya dan membantunya berjalan. Ketika melewati pengunjung cafe, Viona melihat Hansel yang dipapah oleh Audrina.

"Hansel?! Kamu kenapa?"

"Bentar ya mbak. Saya mau langsung bawa ke rumah sakit." ucap Audrina.

Viona langsung menyambar tasnya dan mengikuti langkah Audrina.

Your Bridge [Proses Remake]Where stories live. Discover now