15 - Reunion (4)

428 40 1
                                    

"Lama banget lo, Sel!" komentar Raihan saat Cade, Hansel dan Audrina sampai di pendopo tempat mereka berkumpul. Kemudian matanya tertuju kepada Audrina yang berjalan di belakang Hansel. "Eh, Nana.." sapanya.

Audrina tersenyum. Senyum yang masih mampu membuat jantung Ardan berdegup tidak karuan. Demi tuhan, Audrina ingin mencolok kedua mata Ardan yang melihatnya tidak biasa itu.

"Jadi apa nih, Sel?" tanya Arka tidak sabar.

Audrina yang sinyal-sinyalnya menyala, langsung mengamit lengan Hansel. Membuat Hansel agak terkejut dengan hal itu tetapi ia langsung cepat menetralkan wajahnya.

"Akhirnya setelah bertahun-tahun mengejar si bego Hansel, Nana dapetin juga ini orang satu.." ucap Reno dengan nada sangat bersyukur.

Ardan yang tidak terima langsung berdiri dari tempatnya.

"Nggak!" teriaknya lantang membuat semua mata tertuju padanya. "Lo boong kan, Sel?!"

"Heh, heh diem lo." sanggah Raihan. "Tahan diri lo napa, Dan!"

"Jadi udah berapa lama, Na?" tanya Arka saat Audrina duduk di seberangnya.

"Berapa lama, sayang?" tanya Audrina pada Hansel yang ekspresinya kelewat datar. Ia benar-benar tidak bisa bersandiwara.

"Hah? O-oh, 2 tahun.." jawabnya enteng, tanpa berpikir dan mengasal. Audrina menghitung, 2 tahun lalu bahkan Audrina belum bertemu dengan Hansel lagi.

"Yang nembak nih lo, apa Hansel?" timpal Raihan super kurang ajar. Cade hanya bisa memelototi temannya yang mulutnya memang tidak pernah sekolah.

Audrina mengepalkan kedua tangannya. Hansel yang melihat itu, tahu bahwa Audrina masih bisa menahan emosinya.

"Gue! Kenapa? Iri lo semua gak ada cewek yang berani make a move duluan?!" tantang Audrina. Ia mengatakan itu sambil melihat kearah Raihan. Raihan menaikkan sebelah alisnya.

"Pasti Hansel lo jebak kan?" timpal Raihan lagi.

"Han.." potong Hansel sebelum percakapan antara Audrina dan Raihan menjadi benar-benar runyam.

"Gue cuma nanya, Sel. Lagian gue kenal lo dari SMA kali. Gue juga bisa liat lo lagi interest apa nggak." ucap Raihan. "Dan sekarang keliatannya nggak.." sambungnya lirih tapi Audrina bisa mendengar itu.

Demi kutil kuda, Audrina tidak pernah menyukai teman Hansel yang bernama Raihan ini. Selain mukanya seperti preman pasar malem, mulutnya juga sangat beracun macam ular berbisa. Audrina akan selalu kesetanan setiap kali berpapasan dengan Raihan saat mereka kuliah. Ternyata perang itu masih berlanjut sampai saat ini.

"Yeee mulut lo licin amet macem belut!" protes Ashraf yang daritadi hanya diam mendengarkan obrolan mereka.

"Tau lo, Han!" timpal Arka dan Cade bersamaan.

"Sel, kok lo nikung gue sih?!" protes Ardan lagi. Kini ia sudah berpindah posisi sedekat mungkin dengan Audrina.

"Nana gak suka sama lo kali, maksa aja lo." celetuk Hansel.

"Ta-tapi gue nungguin dia dengan setia!" ucap Ardan lagi. Audrina merinding setengah mati. Ia jelas tahu rasanya mengejar-ngejar seseorang namun orang tersebut tidak tertarik sama sekali. Tapi Ardan pengecualian. Ia memang harus dibinasakan.

"Lagi sibuk apa Na sekarang?" tanya Arka berusaha mengalihkan percakapan tidak jelas Ardan. Ia memandang kearah Audrina dengan seksama.

Napa nih kutil sok ganteng liatin gue kayak gitu? batin Audrina. Sungguh, bersama circle Hansel adalah satu dari banyaknya hal yang Audrina benci.

Your Bridge [Proses Remake]On viuen les histories. Descobreix ara