8 - Terjebak Belenggu

514 46 1
                                    

Pagi itu, saat Hansel bersiap mengenakan kemeja kerjanya, ponselnya tiba-tiba berdering.

Viona is calling..

"Halo, Kak?"

"Sel? Kamu udah gapapa?"

"Aku gapapa, kak."

"Sabriel udah ada kabar?"

Hansel menghela napas. Ia memasang loud speaker dan meletakkan ponsel itu pada nangkas.

"Belum ada chat apapun, kak."

Viona menghela napas diseberang sana.

"Kakakmu gak mungkin ninggalin aku kan, Sel?"

Giliran Hansel yang menghela napas. Pertanyaan yang sulit, belenggu ini sedikit mempersulit hidupnya.

"Dia bukan orang kayak gitu, kak."

"Aku tau kok. Tapi--"

"Kak, aku berangkat kerja dulu ya. Aku lumayan telat."

Viona terdiam. Ada keheningan panjang yang menyergap keduanya.

"Maaf kalo aku selalu merepotkan kamu, sel."

"Gak apa, kak. Aku emang niat ngebantu, ini demi keluarga kita juga.."

"Sel, seandainya kakak kamu gak muncul juga, kamu mau gimana?"

Pertanyaan itu membuat Hansel memijat pelipisnya.

Kelanjutannya apa?

"Kita pastiin Sabriel muncul pas hari itu, kak." ucap Hansel. "Aku mau kerja, kak. Kuputus teleponnya."

"Oke, take care sel."

Dengan itu telepon terputus. Hansel mematri dirinya sendiri di depan cermin. Belenggu sejak dua tahun lalu mengikatnya kuat, membuat Hansel tidak juga beranjak.

Sialnya, dirinya terlalu baik untuk membiarkan belenggu itu terus menjeratnya hingga bisa sejauh ini.

Belenggu paling berbahaya akibat aksi sok heroicnya dua tahun yang lalu.

Hansel menyemprotkan parfum pada kemejanya. Kemudian berjalan keluar dari kamar. Ia hendak sarapan hingga ia ingat dirinya tidak sempat membuatnya. Masih melajang di usia 27 tahun memang satu dari beberapa kesulitan hidup. Lagi-lagi bayangan Audrina tadi pagi menyergap dirinya. Dengan keputusasaan yang menghantuinya, ia membuang atensi wanita itu jauh-jauh. Membohongi dirinya sendiri memang lebih mudah.

****

Hansel memarkirkan motornya di parkiran kantornya. Ia merasa bersyukur tidak bertemu dengan Audrina pagi ini. Moodnya bahkan terasa lebih baik. Ia memasuki kantornya dan meletakkan tasnya di atas meja kerjanya. Cade belum datang begitu pula rekan kerjanya yang lain.

Jam menunjukkan pukul 9 ketika semua orang berkumpul ramai membicarakan sesuatu. Hansel yang merasa orang-orang itu hanya hobi bergosip, tidak terlalu mengindahkannya. Cade sibuk dengan pacarnya sampai pagi itu diawalinya dengan bertengkar.

Pak Dean datang dengan wajah berseri. Orang-orang yang berkumpul mulai memecah kumpulannya dan mengumpulkan perhatian mereka pada Pak Dean. Hansel hanya menoleh dari meja kerjanya dengan tidak minat. Cade yang sedang bertengkar dengan pacarnya memutuskan sambungan teleponnya sepihak karena kedatangan Pak Dean

Your Bridge [Proses Remake]Where stories live. Discover now