Part. 21

456 96 4
                                    

Happy reading
~~~~

Setelah memakai berbagai macam sayuran dan bumbu dapur, Ayna telah selesai memasak sayur sop. Adnan yang baru saja keluar dari kamarnya sudah bisa mencium aroma makanan yang membuat perutnya keroncongan.

"Kamu masak apa?" tanya Adnan.

"Bapak bisa liat sendiri kan," jawab Ayna malas.

"Masih sakit?" tanya Adnan seraya berlutut di hadapan Ayna untuk mengecek luka pada lutut Ayna.

Mendapatkan tindakan yang begitu dadakan membuat Ayna terdiam membeku. Ayna tidak menyangka jika Adnan sangat memperhatikan Ayna.

"Hmmm u-udah enggak apa-apa kok Pak," sahut Ayna terbata-bata.

Adnan lalu berdiri dan melihat Ayna. "Baguslah, jadi enggak ngerepotin saya."

Baru saja Ayna dibuat terbang ke langit lalu dengan sekejap Ayna disadarkan dengan kenyataan bahwa orang yang ada di depannya ini tidak akan pernah bisa memperlakukan orang dengan baik.

"Dasar dosen nyebelin!" gumam Ayna dengan suara dikecilkan agar Adnan tidak mendengarnya.

Adnan yang baru saja duduk di kursi makan langsung menoleh dan memberikan tatapan tidak suka. "Apa kamu bilang?"

"Enggak ada Pak ... saya mau permisi pulang dulu," ucap Ayna.

"Hmmm," jawab Adnan yang menandakan ia mempersilahkan Ayna pulang.

Sontak mata Ayna membesar, ia tidak percaya jika dosennya ini bahkan sama sekali tidak mengucapkan terima kasih padanya atau bahkan sekadar berbasi-basi menawarinya untuk makan.

"Seharusnya gue masukin racun ke sopnya!!" ucap Ayna dalam hatinya.

"Katanya mau pulang ... sana," ujar Adnan seperti mengusir Ayna.

Tanpa mengucapkan apa pun, Ayna pun segara keluar dari rumah Adnan dan bergegas memesan ojek online untuk pulang.

Adnan yang masih berada di posisi yang sama, langsung menelfon seseorang. "Kalian ikuti Ayna, jaga dia ... jangan sampai dia terluka."

~~~

Amarahnya masih terasa tak kala Ayna sampai di rumahnya. Bahkan rasanya udara di dalam kamarnya begitu panas.

"Lo dari mana sih Ay? Pagi-pagi udah ngilang aja," tutur Caca ketika Ayna baru saja memasuki kamarnya.

"Rumah Pak Adnan," jawab Ayna lalu duduk di tepi ranjangnya.

Dengan wajahnya yang sangat penasaran, Caca pun duduk di samping Ayna. "Lo ngapain ke sana?"

"Tau enggak, dia nyuruh gue ke sana cuman buat temenin dia lari pagi doang dan yang paling nyebelinnya lagi ... dia nyuruh gue masak terus dia enggak nawarin gue makan dong," ungkap Ayna dengan nada kesal.

Mendengar penjelasan dari Ayna, Caca sontak tertawa keras. "Hahahaha astaga, kasian banget sih lo Ay."

"Puasin ketawanya ya," cibir Ayna.

"Yahhh Ay, jangan ngambek dong. Lagian lo mau aja disuruh-suruh kayak gitu, itu kan bukan lo banget," balas Caca.

Helaan napas yang terdengar cukup berat dari Ayna keluar begitu saja ketika ia mengingat betapa menyebalkannya dosennya yang satu itu. "Dia ngancem nilai terus Ca, dari pada nilai gue yang jadi taruhannya ... lebih baik gue turutin tuh maunya dosen Rese."

"Hmmm setau gue Pak Adnan emang rada-rada pelit sih sama nilai. Anak kelas lain juga pernah dikurangin nilainya karna udah tiga kali telat masuk kelas dia," jelas Caca.

Ayna cukup terkejut mendengar ucapan Caca. Ia pikir itu hanya isapan jempol belaka agar dosennya itu bisa seenaknya memerintah apa pun pada mahasiswanya. "Kejam banget ya, gue kira itu cuman bercanda doang. Ya udah ahh, pusing gue ngomongin tuh dosen Rese. Gue mau mandi dulu."

"Cepatan mandinya Ay. Nanti telat lagi kita ke kampus," ucap Caca.

~~~

10.07 WIB

"Kalian kapan selesai ujiannya?"

"4 hari lagi Bun. Oh ya Bun, kita ada rencana abis ujian mau liburan bareng," jawab Ayna sambil memakan sarapannya.

"Pada mau kemana?" tanya bunda.

"Yang deket-deket aja kok Bun. Biasa puncak," jawab Caca.

"Kalian izin dulu sana ke Ayah sekalian kasih tau kakak kalian itu." saran bunda.

"Iya Bunda, ya udah aku sama Caca mau berangkat dulu," ujar Ayna ketika ia selesai memakan sarapannya.

"Hati-hati ya," sahut Bunda setelah keduanya berpamitan.

Dengan memakai motor kesayangannya, Ayna dan Caca pun berangkat ke kampus yang bisa dibilang tidak terlalu jauh dari rumah.

"Ay, udah lama ya enggak liat lo pakai motor. Tumben banget lo mau pakai nih motor, kenapa?" ujar Caca di atas motor ketika mereka berhenti di salah satu lampu lalu lintas.

"Iya kangen aja sih. Lagian semenjak dia sering dibawa pergi sama Kak Adrian ... gue udah enggak pernah bawa nih motor," jawab Ayna.

"Iya sih lagian lebih enak naik motor," timpal Caca.

Tanpa mereka sadari, tepat di samping motor mereka terdapat Adnan yang mengendarai mobil mewahnya. "Sejak kapan dia naik motor sendiri?"

Baru saja Adnan ingin berbicara pada Ayna, lampu lalu lintas di sana sudah berubah warna menjadi hijau .. yang artinya Adnan harus melanjutkan perjalanannya.

Cukup menjaga jarak antar mobilnya dan motor yang dikendarai oleh Ayna. Adnan sengaja mengikuti Ayna seperti ini ... ia ingin memastikan jika gadis miliknya sampai tujuan dengan selamat sebelum ia pergi ke kantor.

Setelah berpanas-panasan melewati jalanan yang cukup ramai, Ayna pun sampai di kampusnya dan di saat itu juga Adnan langsung menancapkan gasnya untuk pergi karena ia tidak ingin Ayna tahu jika ia mengikutinya sedari tadi.

~~~

Sesampainya Adnan di kantor, Adnan sudah disuguhkan dengan berbagai file di atas meja kerjanya dan tidak lupa pula dengan Sera yang sudah menunggunya.

"Ada perkembangan apa Sera tentang orang itu?" tanya Adnan seraya duduk di kursi kerjanya.

"Saya belum mendapatkan informasi yang lebih mendalam Tuan. Hanya saja pria itu bernama Elno Savian Nelson, dia juga seorang pengusaha di Los Angeles dan dia pernah bekerja sama dengan Tuan besar," jelas Sera pada Adnan.

"Jadi dia pernah bekerja sama dengan Papah hmmm .. selanjutnya?"

"Perempuan yang bernama Keysha dirawat karena ia mengalami depresi yang berat dan untuk alasannya pihak rumah sakit tidak memberi tahu karena privasi keluarga," jelas Sera.

"Tapi saya minta maaf Tuan jika saya lancang, saya ingin bertanya."

"Ada apa Sera?" tanya Adnan.

"Apa sebelumnya Tuan kenal dengan perempuan itu? Karena sesuai informasi dan data yang saya dapatkan, Tuan pernah satu sekolah dengan perempuan itu," tutur Sera yang cukup mengejutkan untuk Adnan.

"Satu sekolah?" tanya Adnan untuk memastikan jika ia tidak salah dengar.

"Iya Tuan, perempuan ini bahkan satu sekolah dengan Tuan sejak duduk di kelas 1 SMP. Apa Tuan tidak mengingatnya?" tanya Sera.

Pikiran Adnan pun jauh melayang ke masa-masa ia masih sekolah. Ia merasa tidak mengingat jika ia mempunyai teman bernama Keysha. "Hmmm mungkin, saya tidak mengingatnya. Lalu ada hubungan apa Keysha dengan orang itu?"

"Saya juga tidak tahu Tuan tapi saya akan mencari tau lebih lanjut mengenai Keysha."

~~~
TBC
Ketemu lagi nih sama author
Jangan lupa vote dan comment ya
Jangan jadi silent readers 😁
Jaga kesehatan ya semua
Love you ❤️

Xyasle🌸

Call My NameWhere stories live. Discover now