Part. 46

142 20 11
                                    

Happy reading
Terdapat kata-kata kasar
Jangan ditiru ya readers
~~~~

"Bapak lagi cari tau soal pembunuhan itu kan?" tanya Hasan.

Adnan sedikit terkejut, bagaimana anak di depannya ini tahu soal itu.
"Siapa kamu sebenernya?"

"Kalok Bapak mau kerja sama, saya bisa jadi informan yang sangat menguntungkan untuk Bapak," jelas Hasan.

Adnan bukan pria bodoh, ia tak akan semudah itu percaya.
"Apa kamu bisa jamin?"

"Sangat Pak. Saya bisa jamin 100%," ujar Hasan

"Sebenernya Bapak salah sasaran. Bukan dia orangnya," lanjut Hasan.

"Maksud kamu?" tanya Adnan yang kebingungan.

"Beritahu alamat rumah Bapak, akan saya ceritakan semuanya di depan keluarga Ayna dan keluarga Bapak," jelas Hasan yang berusaha meyakinkan Adnan.

"Apa anak ini hanya main-main? Tapi jika dilihat dari matanya dia tidak berbohong," batin Adnan.

"Bapak tidak perlu khawatir, saya bukan orang jahat. Saya hanya ingin Ayna hidup bahagia," ujar Hasan yang terdengar begitu tulus.

"Baik, jika kamu tidak menguntungkan saya dan justru menjebak saya ... bisa saya pastikan kamu dan keluarga kamu tidak akan selamat," sahut Adnan dengan sangat tegas.

"Silahkan, saya tidak takut Pak karena saya tau rahasia besar mereka," ujar Hasan sembari menatap Adnan.

~~~

"Lo udah makan belum?" tanya Rea yang duduk di samping ranjang Ayna.

Rea, Abi, dan Eja memang memutuskan untuk masuk ke dalam kamar inap Ayna selagi Adnan di luar. Karena jika Adnan sudah kembali, mereka tidak akan leluasa untuk bertemu Ayna.

"Kata suster tadi bentar lagi dianter makanannya," jawab Ayna.

"Ya udah kita tunggu aja," sahut Rea.

"Ohh iya, Acan tadi ada urusan apa ya sama Pak Adnan?" tanya Eja penasaran.

"Hmm enggak tau. Tapi katanya ada perlu gitu," jawab Ayna.

"Gue rasa ini ada hubungannya sama sepupu Acan," ujar Abi yang sedang berdiri di samping Rea.

"Apa hubungannya sama sepupu Acan?" tanya Ayna.

"Tadi tuh Ay, si Sepupu Acan ada di rumah sakit ini dan Acan marah banget. Persis kayak waktu itu," jelas Rea singkat.

"Iya mungkin aja dia mau jenguk temen atau keluarganya yang lagi sakit gitu," sela Ayna.

"Kayaknya sih enggak Ay, enggak mungkin Acan sampai semarah itu. Lo tau sendiri watak tuh anak kayak gimana," jelas Abi yang tidak setuju dengan pemikiran Ayna.

"Hmmm makin bingung deh. Apa sih yang sebenernya dilakuin sepupu Acan ke lo, Ay?" tanya Eja.

Benar yang dikatakan Eja, ini semakin membingungkan dan rumit. Entah masa lalu seperti apa yang Ayna lupakan.

Ketika mereka sedang berbincang-bincang, datanglah suster yang membawa makan siang untuk Ayna.

"Permisi ... ini waktunya untuk Ayna makan siang ya," ucap suster sembari meletakkan makanannya di meja.

Call My NameWhere stories live. Discover now