Part. 44

123 22 10
                                    

Happy reading
Hati-hati, terdapat kata-kata kasar
Jangan ditiru ya readers
~~~~

"Ini dimana? Kenapa rasanya familiar banget?" tanya Ayna pada dirinya sendiri.

Entah ada di mana Ayna sekarang. Ia sendiri tak tahu jawabannya. Ia hanya melihat jalanan yang begitu ramai dengan orang-orang yang berjalan sembari menikmati cuaca yang cerah. Rumah-rumah besar bak di negeri dongeng dan tak lupa pula taman bunga yang indah yang menjadi pelangkapnya.

"Gue dimana sih? Nyasar kah? Perasaan gue tadi tidur deh."

Ayna masih bertanya-tanya apa yang sedang terjadi sekarang.
"Apa ini mimpi?" tanya Ayna.

Kaki Ayna mulai melangkah ke sana kemari, menyusuri setiap jalan yang dipenuhi dengan berbagai pohon yang tumbuh dengan rapi di setiap sisi jalan.

"Gue pernah lewatin jalanan di sini kah? Apa perasaan gue aja ya," ucap Ayna sembari melirik ke kiri dan kanan.

Ini terasa aneh bagi Ayna, bagaimana ia bisa paham dengan jalan yang ia lewati.

"Ini nyata enggak sih?" tanya ayna untuk meyakinkan dirinya sendiri.

"Nyata kok."

Ayna langsung menoleh ke kiri di mana suara itu berasal. Betapa terkejutnya Ayna saat melihat laki-laki tampan yang berdiri saat ini tepat di sampingnya.

"Kamu siapa?" tanya Ayna.

"Orang lah masa hantu," jawab laki-laki itu.

"Iya aku juga tau kamu manusia tapi kamu siapa? Tiba-tiba muncul," tanya Ayna.

"Hmmm jadi kamu lupa nih sama aku?" tanya laki-laki itu sembari tersenyum.

Senyum itu, senyuman yang mengingatkan Ayna kepada seseorang.
"Kok senyumnya kayak Pak Adnan sih?" tanya Ayna dalam hati.

Laki-laki itu memperhatikan Ayna. "Coba deh diinget lagi."

Ayna mencoba mengingat-ngingat siapa laki-laki ini, tetapi hasilnya nihil ... ia tak mengingat apa pun. "Hmmm maaf aku enggak inget sama sekali sama kamu."

"Hmmmm gini deh aku kasih pentunjuk. Pentunjuknya ada di foto itu," tutur laki-laki itu.

Saat laki-laki itu mengucapkan kata foto, tiba-tiba ingatan Ayna tertuju pada foto yang pernah ia lihat di kamar kakaknya.

"Ahhhh iya kamu yang di foto itu kan," ucap Ayna dengan nada terkejut.

"Hahaha akhirnya kamu inget juga," sahut laki-laki itu dengan ekspresi bahagia.

"Kamu kenal sama aku?" tanya Ayna.

Laki-laki itu terdiam sejenak. "Aku cuman salah satu kepingan diingatan kamu, menyakitkan."

"Maksudnya?" tanya Ayna yang kebingungan dengan ucapan laki-laki itu.

"Aku mau kamu merahasikan pertemuan kita ini. Kalau kamu bisa jaga rahasia, aku janji bakal jelasin ke kamu."

~~~
09.45 WIB

"Erick, gimana keadaan Ayna? Tadi kita dapat kabar dari Sera kalau Ayna dirawat," ucap Gavino ketika menghampiri keluarga Erick yang sedang duduk di depan kamar inap Ayna.

"Ayna kena tipes. Dokter nyaranin buat dia dirawat dulu," jelas Ercik.

"Maaf ya Lin, kita baru jenguk. Kita juga baru dapat kabarnya dari Sera. Kamu harus kuat ya ... pasti anak kamu bisa cepet sembuh," ucap Merisa yang mencoba menenangkan Roseline.

"Makasih Sa kamu sama Mas Gavino udah mau nyempetin buat jenguk Ayna," sahut Roseline dengan senyum tipisnya.

"Iya sama-sama Lin, kan Ayna udah aku anggap kayak anak sendiri," timpal Merisa.

Call My NameWo Geschichten leben. Entdecke jetzt