Part. 37

219 26 1
                                    

Happy reading
Hati-hati, terdapat kata-kata kasar
Jangan ditiru ya readers
~~~~

"Wahhh akhirnya sepi juga," keluh Caca yang ikut duduk di salah satu sofa bersama kelima sahabatnya.

"Keren sih Bunda, bisa jaga toko ini tiap hari tanpa ngeluh. Kita yang baru satu kali jaga aja udah ngerasa capek banget," jelas Eja.

"Makanya sekali-sekali kerja cupu," ejek Hasan.

"Nanti juga gue kerja. Entar lo pada kaget kalok gue kaya," ujar Eja dengan begitu sombongnya.

"Dih, sebelum lo kaya ... kita udah duluan yang kaya," sahut Caca.

Di sela-sela percakapan mereka, Abi menyadari satu hal. Ayna sedari tadi hanya melamun dan Abi bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh Ayna.

"Udah Ay, gue yakin kok Ayah lo enggak mungkin ngelakuin itu semua dan gue rasa lo enggak perlu ikut campur urasan orang tua lo. Pasti ada alasannya kenapa mereka sembunyiin itu dari lo," jelas Abi sembari mengelus rambut ayna.

"Hmmm ... gue cuman bingung aja, siapa yang tega nuduh ayah gue kayak gitu Bi," sahut Ayna dengan nada sedih.

"Udah lah Ay. Bener tuh apa kata Abi ... lagian gue percaya pasti ayah lo cepet dapet pekerjaan lagi," ujar Rea yang mencoba untuk meyakinkan Ayna.

Klinting

Mereka semua langsung menoleh ke arah pintu toko yang terbuka. Ayna seperti merasakan hal yang sama seperti dulu, pintu itu terbuka dan menampakkan sosok pria tampan. Tetapi kali ini berbeda, pria itu membawa seorang perempuan.

"Pak Adnan tuh," ucap Caca saat Adnan baru memasuki toko.

"Tapi siapa yang dibawa sama Pak Adnan? Pacarnya?" tanya Rea yang begitu penasaran.

"Kak Ayna!"

Perempuan yang dibawa oleh Adnan itu langsung berlari ke arah Ayna dan memeluknya sangat erat.
"Aku kangen banget sama Kakak ... kangen banget," ucap perempuan itu.

Ayna hanya terdiam, ia bingung siapa perempuan yang sedang memeluknya sekarang. Ia merasa tidak pernah bertemu sebelumnya.

"Pak Adnan," sapa Abi sembari tersenyum.

"Silahkan duduk Pak," ucap Caca dan bergegas pergi.

Begitu juga dengan yang lain, mereka memilih pergi menyusul Caca dan meninggalkan Ayna.

"Fiona," panggil Adnan yang sudah duduk di samping Ayna.

Fiona yang paham maksud kakaknya langsung melepaskan pelukannya dan duduk di seberang Ayna.

"Ayna kenalin, ini adik saya ... Fiona," ucap Adnan.

Ayna yang masih sedikit terkejut hanya bisa mengangguk dan tersenyum.
"Kenapa sama gue? Apa gue kenal sama adik Pak Adnan? Kenapa rasanya enggak asing pas lihat Fiona."

Berbagai pertanyaan muncul di kepala Ayna, sampai ia tak sadar jika ia sudah terlalu lama memperhatikan Fiona.

"Enggak usah kayak gitu ngeliatinnya," ucap Adnan untuk menyadarkan Ayna.

"Aaaa, ma-maaf Pak. Maafin saya juga Fiona," ucap Ayna sembari tersenyum kaku.

Adnan tahu, pasti saat ini Ayna bingung dengan perasaannya sendiri. "Fiona udah lama tinggal dia luar negeri dan sekarang datang ke Indonesia buat liburan makanya dia minta saya buat ajak dia jalan-jalan."

Call My NameWhere stories live. Discover now