Part. 32

285 56 6
                                    

Happy reading
~~~~

Kening Ayna dipenuhi dengan buliran keringat dan napasnya terengah-engah, seolah-olah ia sedang berlari ratusan meter.

Sudah tiga hari ini Ayna bermimpi hal yang sama. Mimpi yang seakan-akan memberikannya isyarat akan potongan-potongan kecil mengenai masa lalu Ayna.

"Kenapa gue mimpi itu terus? Ini udah ketiga kalinya. Apa gue tanya Ayah sama Bunda aja ya. Tapi, apa mungkin itu cuman bunga tidur?" gumam Ayna yang bingung akan mimpinya sendiri.

"Hmmm lo ngapain sih Ay? Pagi-pagi udah berisik aja," tanya Caca yang baru terbangun dari tidurnya.

"Gue mimpi itu lagi, Ca."

Caca yang mendengarnya langsung mengubah posisinya menjadi bersandar pada headboard. "Mimpi soal anak kecil yang dibunuh itu?"

Ayna hanya mengangguk lemah bahkan jantungnya kini masih berdegup kencang mengingat kejadian di mimpinya barusan.

"Hmmm gue bingung sih harus bilang apa sama lo Ay, tapi bisa jadi itu tanda dan berkaitan sama penyakit lo," jelas Caca.

Penyakit? Jika kalian tidak lupa Ayna memang mempunyai penyakit aneh. Ia tidak bisa dekat dengan orang lain kecuali keluarga dan sahabat-sahabatnya.

"Ngacok, gue cuman trauma aja bukan sakit," balas Ayna kesal sembari melempar bantal ke wajah Caca.

"Dibilangin enggak percaya. Coba kasih tau gue, trauma apa yang buat lo enggak bisa deket sama orang lain?" tanya Caca.

"Ya mungkin karena gue selalu dimanfaatin sama orang lain makanya gue pilih-pilih buat deket sama orang," jelas Ayna.

Ayna memang tidak pernah percaya dengan apa yang dikatakan Caca. Ia hanya menganggap dirinya hanya trauma dan terlalu introvert, bukan sakit.

"Dih alasan apa tuh, dibilangin lo tuh sakit masih aja enggak percaya," cibir Caca.

"Emang enggak, gue mau mandi aja dari pada dengerin lo ngomel terus," ujar Ayna ketika ia bangun dari tempat tidurnya.

"Malah ngatain gue ngomel. Ehh Ay jangan lama-lama mandinya," teriak Caca ketika Ayna sudah masuk ke kamar mandi.

~~~

"Hari ini, Tuan ada jadwal meeting dengan perusahaan Enormous di jam 9."

"Kamu reschedule aja, saya ada urusana penting."

"Maaf Tuan Adnan, Anda sudah menunda meeting ini sebanyak 2 kali. Jika kita menunda lagi, perjanjian ini akan batal dan kita akan rugi ratusan juta dollar. Bukan hanya itu, citra dari perusahaan kita akan menjadi buruk," jelas Sera.

Adnan lupa, jika ia sudah sangat sering melantarkan pekerjaannya. Tapi untuk kali ini, Adnan ingin sekali berada di dekat Ayna. Ia memiliki firasat yang buruk. Ia takut akan terjadi sesuatu pada Ayna.

"Oke, tapi saya minta kamu untuk jaga Ayna. Sekarang," pinta Adnan.

"Baik Tuan, saya akan perintahkan anak buah saya untuk menjaga Nona Ayna," jawab Sera.

"Kamu denger saya kan? Saya minta Kamu! Bukan anak buah kamu," ucap Adnan yang mulai geram akan sikap Sera yang tidak becus ketika ia perintahkan.

Call My NameWhere stories live. Discover now