Eps 8.

680 119 6
                                    

Happy reading
~~~

Ruangan hangat dengan berbagai hiasan menarik, dinding-dinding yang didominasi oleh warna abu-abu dan putih menjadi suatu tanda kepemilikan seseorang yang tengah duduk santai di kursi kerjanya. Pria itu menikmati setiap kejadian yang baru kemarin ia lalui, membuatnya terus tersenyum bahkan tak henti-hentinya tertawa.

"Aku harus persiapkan semuanya."

Tok tok tok

"Masuk."

"Tuan memanggil saya?" tanyanya begitu masuk ke ruangan itu.

"Bagaimana hasilnya Sera?"

"Di London tidak ada Tuan, kemungkinan besar dia telah mengetahui jika anda mencarinya."

Mendengar perkataan Sera, pria tersebut langsung membanting gelas yang dipegangnya dengan sangat kasar dan tatapannya berubah seketika.

"Kau cari dia sampai ketemu Sera!! Kalau perlu seret dia ke hadapanku. Jika tidak, kau yang akan menggantikannya."

Dengan nada yang begitu mengintimidasi dan tatapan yang menakutkan, pria yang dipanggil Sera itu hanya bisa mengangguk dan perlahan keluar.

Senyum manis yang terukir indah di wajahnya kini telah berganti dengan sebuah amarah yang memuncak. "Kau telah bermain dengan orang yang salah!!"

Ya, pasti kalian sudah bisa menebak siapa pria itu. Tidak salah lagi, dia Adnan. Di balik parasnya yang tampan dia adalah pembunuh berdarah dingin yang tidak segan-segan melenyapkan siapa pun yang coba berani mengusik hidupnya.

"Tunggulah, kau akan segera keluar dan memakan mangsamu." Tatapnya pada sebuah lemari atau lebih tepatnya pada sebuah senjata rahasia yang tersimpan dengan baik di dalam lemari tersebut.

Karena terlalu fokus pada senjatanya, Adnan sampai tidak sadar jika handphonenya sudah berkali-kali berbunyi. "Iya?"

"Hmmm ini Pak Adnan kan? Saya Ayna."

Hanya dengan kalimat itu, suasana hati seorang Adnan langsung berubah drastis. Yang awalnya ada kebencian di matanya kini hanya ada senyum tulus yang ia perlihatkan walaupun yang di seberang sana tak mengetahuinya.

"Iya saya tau, itu kamu Ayna. Ada perlu apa sampai kamu telfon saya?"

"Saya juga bingung sih hmmm ..."

"Ada apa Ayna, bicaralah Ayna jangan gugup seperti itu," jawab Adnan dengan tersenyum puas.

"Ihhh enggak tuh. Saya cuman mau tanya ke Bapak, yang Bapak bicarain kemarin itu gimana?"

"Kenapa? Kamu udah enggak sabar ketemu sama saya."

"Enggak usah percaya diri gitu deh Pak, saya biasa aja tuh."

"Bilang aja kalau kamu kangen sama saya."

"Pak, saya cuman tanya bukan kangen sama Bapak."

"I miss you, Ayna Azkayra."

Tidak ada jawaban dari Ayna, tapi Adnan sudah bisa menebak jika gadis itu sekarang sedang tersenyum malu.

"Tidurlah, ini jam 11 Ayna dan soal itu saya akan kasih tau kamu nanti, bersabarlah. Good night my girl."

Belum sempat Ayna menjawab, Adnan sudah mematikan sambungan telfon itu terlebih dulu.

~~~

"Dia bilang apa tadi, my girl? Enggak salah denger kan."

Sejenak Ayna terdiam dan berpikir, apa yang barusan ia lakukan. "Astaga Ayna!!!

30 menit yang lalu

Call My NameWhere stories live. Discover now