Part 13.

557 92 4
                                    

Happy reading
~~~~

Sesampainya Adnan dan Ayna di parkiran, mereka langsung masuk ke dalam mobil. Adnan pun segera melajukan mobilnya untuk keluar dari area kampus. Adnan sempat melirik Ayna, perempuan itu terlihat kesal dan seperti tidak ingin berbicara dengannya.

"Kenapa Ayna?"

"Enggak!" jawab Ayna dengan ketus.

Adnan meraih salah satu tangan Ayna dan menggenggamnya dengan lembut. "Maaf, tadi aku cuman baca pesan dari kamu. Tadi ada calon mertua kamu dateng, Sayang."

Ayna yang awalnya bersikap cuek pada Adnan, sontak menghadap Adnan. "Calon mertua?"

"Iya, calon mertua kamu. Kan kamu calon istri aku."

Seketika Ayna tersipu malu mendengar ucapan Adnan. "Gombal aja terus. Ehh Om-Om Tua, kita tuh enggak ada hubungan apa-apa ya."

"Ada Sayang."

"Mana? Pacaran juga enggak," protes Ayna seraya memasang wajah cemberut.

Senyuman jahil di wajah Adnan terlihat jelas. "Jadi, kamu mau hubungan kita lebih serius hmm?"

Ayna hanya terdiam, dia mencoba untuk mengatur irama jantungnya yang berdetak semakin cepat. Secara tidak langsung memang Ayna menanyakan perihal hubungannya dengan Adnan,  ya ... perempuan mana pun tidak ingin digantung mengenai kejelasan hubungannya.

"Sabar ya Sayang, kamu harus percaya sama aku. Aku bukan laki-laki yang akan ninggalin kamu gitu aja," jelas Adnan.

"Serah deh, terus ini kita mau kemana?"

Adnan tidak menjawab pertanyaan Ayna, alih-alih ia hanya melihat arah jalan ke depan menuju suatu tempat.

"Malah diem aja, dasar Om-Om enggak jelas," cibir Ayna yang membuat Adnan tersenyum tipis.

Setelah cukup lama, akhirnya mereka sampai di sebuah taman yang sangat indah. Taman yang sudah dihias sedemikian rupa, tampak sangat nyaman jika menghabiskan waktu di sana.

Ayna dengan cepat melepaskan seat beltnya dan segara keluar di mobil. "Wahhhh."

Ia segara berlari ke arah taman tersebut dan meninggalkan Adnan yang baru ingin keluar dari mobil. Betapa bahagianya Ayna saat melihat taman itu, ia sangat terpesona pada pemandangan yang sangat asri ini.

"Kamu suka?" tanya Adnan sambil memeluk Ayna dari belakang.

Deg!

"Ayolah jantung jangan berdetak terlalu kencang, nanti Adnan bisa denger. Lama-lama makin enggak sehat jantung gue kalok sama Adnan terus," ucap Ayna dalam hati.

"Sayang." Adnan mencoba menyadarkan Ayna dari pikirannya.

Karena tidak mendapatkan respon dari Ayna, Adnan pun membalikan tubuh Ayna agar menghadapnya. "Aku sengaja nyiapin ini semua buat kamu, semoga kamu suka."

Bagaimana Ayna tidak luluh pada Adnan jika Adnan selalu memperlakukannya layaknya seorang putri.
"Makasih, aku seneng banget."

"Aku punya hadiah buat kamu."

"Apa?"

"Tutup mata kamu bentar."

Walaupun bisa dikatakan umur Ayna sangat muda, tapi ia sudah tau modus yang biasanya dipakai oleh para laki-laki untuk mengambil sebuah kesempatan. Jadi, tidak semudah itu membuat Ayna percaya pada Adnan yang menyuruhnya untuk menutup mata.

"Hahaha Sayang, aku enggak bakal apa-apain kamu. Pikirannya mesum terus sih," ujar Adnan lalu mencubit pipi Ayna pelan.

"Aku enggak sepolos itu tau, jadi jangan berani berbuat aneh-aneh sama aku." Ayna berkata cukup tegas sembari menatap Adnan sinis.

Call My NameOnde histórias criam vida. Descubra agora