Part 17.

490 87 4
                                    

Happy reading
~~~~

Author's POV

"Ihhh Abang, jawab pertanyaan Adek."

Berkali-kali Ayna mencoba membujuk Bian untuk keluar dari kamarnya, bahkan tangannya terlihat memerah karena mengetuk pintu terlalu lama.

"Emang ini siapa sih! Lagian Adek cuman mau tau."

"Sana! Abang ngantuk." Bian mengusir Ayna yang masih setia di depan kamarnya.

Ayna menyerah, sikap keras kepala abangnya itu yang tak jauh berbeda darinya. Tidak akan bisa ia bujuk dengan mudah.
"Ya udah, nanti tanya Bunda aja."

Ketika Ayna hendak ke kamarnya, tangannya dicekal oleh seseorang sampai membuatnya berbalik badan.

"Akkkk!"

"Ini Kakak kalik," ujar Adrian.

Ayna ingin sekali memukuli wajah tampan kakaknya itu. Sudah terlalu sering Ayna merasa terkejut dengan kehadirannya yang secara tiba-tiba.

"Kakak nih, kalau Adek jantungan gimana? Bisa kan panggil dulu gitu. Lama-lama Adek mati muda ini," ucap Ayna sambil mengelus dadanya.

Adrian yang mendengarnya tertawa geli. "Gitu aja kaget. Nih Kakak bawain es krim kesukaan kamu."

Mata Ayna langsung berbinar-binar tak kala melihat sebuah kantung yang sudah ada digenggaman kakaknya. Dengan tak sabaran, Ayna langsung merebut kantung itu. "Hehehe Kakak tau aja kalau Adek lagi pengen es krim."

"Ya udah sana, kamu belajar yang bener. Jangan bikin malu Kakak."

"Siap bos, Adek ke kamar dulu ya."

Baru saja Ayna menaiki satu anak tangga, bahunya kini ditahan oleh Adrian dan mengubah posisi Adiknya itu untuk menghadapnya kembali.

"Apa lagi sih Kak?" tanya Ayna.

"Kamu dapet foto itu dari mana?"

"Hmmm kamar Abang Bian," jawab Ayna dengan santainya.

Hal yang sama, Ayna melihat raut wajah yang sama pada Adrian.
"Emang kenapa sih sama foto ini?" batin Ayna.

~~~

Hari menjelang sore, warna langit yang semula berwarna biru cerah kini sudah mulai berubah menjadi warna jingga yang cantik. Angin yang melewati jendela kamar Ayna menerpa wajahnya yang sedang menunduk melihat buku. "Hmmm akhirnya selesai juga belajarnya."

"Main hp bentar deh."

Dengan lincah, Ayna menggerakkan jarinya di atas benda pipih tersebut. Ia melihat beberapa pesan yang ia terima, mulai dari grup ataupun temannya. "Gila, sampai sekarang chat gue juga belom dibales. Dasar dosen Nyebelin!"

Ayna sudah sejak kemarin menunggu balasan darinya. Ya siapa lagi kalau bukan Adnan. Entah kenapa Ayna begitu merasa kesal saat Adnan tidak kunjung membalas pesannya.

"Mending mandi deh dari pada mikirin tuh dosen Gila."

Setelah cukup lama Ayna berada di dalam kamar mandi, akhirnya ia keluar dengan keadaan rambut yang baru saja ia keramas.

"Ehh seger banget," ujar Ayna lalu melirik ke handphonenya.

Tertara di sana, panggilan video dari sahabatnya Caca.

Call My NameWhere stories live. Discover now