Part. 42

189 28 1
                                    

Happy reading
~~~~

Setelah keributan tadi, Erick langsung menghampiri anaknya itu di kamar.

"Ayah boleh masuk?" tanya Erick yang ada di depan pintu kamar Bian.

"Masuk aja Yah," jawab Bian.

Erick pun masuk, ia melihat anaknya sedang duduk di atas kasurnya. Erick tahu jika anaknya ini sedang marah padanya.

"Abang," panggil Erick.

"Ayah mau nyalahin Abang lagi dan ngebela orang itu?"

"Abang, Ayah enggak ada ngebelaiin siapa pun. Tapi kamu emang salah Nak. Ayah kan enggak pernah ajarin kamu buat enggak sopan sama orang lain," jelas Erick.

"Tapi dia salah Yah. Ayah tau kan kenapa Abang enggak suka sama dia? Apa Ayah mau Adek kayak dulu lagi gara-gara dia?"

Erick menatap mata anaknya yang mulai berkaca-kaca. "Abang, semuanya cuman salah paham dan itu semua bukan karna dia. Semua itu karna Elno."

"Elno?"

"Elno yang rencanain itu semua dan dia ngelibatin adek kamu," ujar Erick.

"Apa ada yang Abang enggak tau, Ayah?"

Bagaikan sebuah film yang diputar ulang, ingatan Erick mundur beberapa tahun lalu di mana kejadian kelam menimpa anak bungsunya.

Flashback On

"Kak, ini adek kamu kok belom pulang?"

"Kan Bian lagi ada kegiatan sekolah Yah. Jadi pulangnya besok," jawab Adrian yang sedang duduk santai di ayunan.

"Adek kamu Kayra," ujar Erick ikut duduk di samping Adrian.

"Hmmm Kakak enggak ada liat sih Yah. Kayaknya bentar lagi juga pulang," sahut Adrian.

Erick tidak pernah merasa seperti ini, ia merasa ada sesuatu yang aneh. Jika istrinya tahu jika putri kesayangannya itu belum pulang, pasti ia akan sangat khawatir.

"Ayah kenapa? Masih mikirin Adek? Paling dia lagi main sama dua beruang itu," ucap Adrian dengan santainya.

"Coba Ayah telfon Om Gavino dulu."

Akhirnya Erick berusaha menelfon sahabatnya-Gavino untuk memastikan apakah anaknya ada di sana.

"Wahh ada apa nih Rick?"

"Kayra ada di rumah kamu? Atau dia lagi main sama ketiga anak kamu di luar?" tanya Erick.

"Enggak ada tuh Rick, tapi mungkin dia main sama Aldwin soalnya Adnan bilang pas pulang sekolah ... dia liat Aldwin boceng Kayra pakai sepeda."

"Ahh gitu, aku cuman khawatir aja kenapa Kayra belum pulang jam segini. Takutnya pas bundanya pulang, dia belum pulang juga," jelas Erick yang sudah sedikit tenang.

"Ya udah nanti aku suruh Adnan buat cari Aldwin ya biar dia anter Kayra pulang."

"Iya makasih ya."

Sambungan telfon berakhir dan Adrian bisa melihat raut wajah ayahnya yang sudah jauh lebih tenang.

"Gimana? Sama siapa? Adnan atau Aldwin?" tanya Adrian.

"Sama Aldwin, ya udah kamu mandi ... udah sore Kak," pinta Erick.

Adrian segara menuruti perintah ayahnya. "Iya Yah, Kakak mandi dulu."

"Kenapa rasaya aku belum bisa tenang."

~~~

20.26 in Los Angeles

Call My NameWhere stories live. Discover now