Eps 6.

737 124 23
                                    

Happy reading
~~~

Hampir 10 menit Ayna menunggu di ruang tamu dan Adnan pun sudah kembali dengan membawa sebuah nampan yang berisikan susu coklat hangat.

"Cuman itu yang ada di dapur."

Ayna hanya diam dan hanya melihat ke arah pintu luar.

"Diminum Ayna."

Ayna tetap diam.

"Pilih minum atau ...."

Tiba-tiba hembusan hangat terasa di sekitar telinga Ayna. "Atau saya cium kamu."

Mata Ayna terbelalak dengan perkataan Adnan barusan. Ia langsung mendorong tubuh Adnan dan menunjuknya. "Bapak jangan coba-coba kurang ajar ya!!"

"Saya suruh kamu minum Ayna. Hahaha, saya cuman bercanda."

"Hmm," balas Ayna.

"Lagian saya enggak berminat sama kamu, tubuh aja hmmmm .... biasa aja, datar semua."

Mendengar perkataan Adnan, Ayna langsung menggeram kesal. "Jangan asal ngomong ya pak! Itu namanya menghina ciptaan Tuhan."

"Bilang aja kalau enggak mau ngaku."

Ayna hanya diam lalu bergeser duduk mengarah sofa yang paling ujung, Ia tidak mau hal seperti tadi terulang kembali.

"Kamu punya pacar?"

"Jangan terlalu kepo deh, Pak."

"Saya cuman tanya, saya liat banyak yang suka sama kamu," ujar Adnan sambil memperhatikan Ayna.

"Apa kamu selalu bersikap seperti ini?"

"Maksud bapak apa ya?"

"Ya ini. Cuek, judes, galak, irit ngomong."

Ayna tidak menjawab pertanyaan Adnan, dia hanya fokus dengan susu coklatnya.

"Apa kamu les ...."

Sebelum Adnan melanjutkan perkataannya, Ayna sudah lebih dulu menyela sambil memberikan tatapan kesal. "Saya masih waras kalik Pak, masih suka sama cowok!"

"Ya bisa aja kan, banyak kok cewek cantik tapi menyimpang." Adnan menaikkan kedua alisnya sambil tersenyum mengejek Ayna.

"Saya masih normal, Pak."

"Ahh masa." Adnan mencoba menggoda perempuan yang ada di hadapannya ini.

"Ihhh bapak nih." Ayna melemparkan sebuah bantal yang terletak tak jauh darinya.

Dengan sigap Adnan menangkapnya sebelum bantal itu mengenai wajahnya yang tampan. "Hahaha iya iya ampun, gitu aja marah."

"Ya tuhan, ini makhluk apa sih? Nyebelin banget," tutur Ayna dalam hatinya.

"Hmmm terus kenapa kamu cuek? Apalagi sama cowok," lanjutnya.

"Tuh kan, banyak nanya lagi."
"Bukan urusan bapak," jawab Ayna dengan nada ketus.

Adnan tertawa dengan lepasnya sampai Ayna mengalihkan pandangannya. "Bapak kesurupan ya?"

"Hahaha enggak-enggak. Kamu kayak adek saya, judesnya yang lebih mirip sih."

Call My NameWhere stories live. Discover now