Part. 49

92 15 0
                                    

Happy reading
Warning!
Terdapat kata-kata kasar
Jangan ditiru ya readers 😁
~~~~

"Selamat pagi Cantik."

Ketika Ayna baru membuka matanya, Ayna sudah mendengar kalimat itu yang membuatnya sedikit kesal.

"Kenapa ngeliatin Abang kayak begitu?" tanya Bian yang duduk di kursi samping kasur inap Ayna.

Ayna tersenyum manis. "Enggak apa-apa, biasanya kan Abang ngajak aku ribut terus."

"Dipuji salah diejek juga salah," ujar Bian.

"Iya abis enggak biasanya muji Adek," ucap Ayna.

"Udah inshaf kalik Ay," sahut Caca yang disambut gelak tawa yang lainnya.

Ya sekarang keluarganya yang menjaga Ayna. Keluarga Adnan ataupun sahabat-sahabat Ayna, sudah pulang sejak tadi malem. Walaupun sebenarnya Adnan ingin sekali menemani Ayna.

"Hmmm Kak Adrian sama Ayah mana?" tanya Ayna yang tak melihat sosok kakak sulung dan ayahnya.

"Kakak kamu lagi keluar sama Ayah cari sarapan Sayang," jawab bunda sembari mempersiapkan makanan Ayna.

"Ohhh gitu. Hmmm Bunda ... dulu nama panggilan aku bukan Ayna kan?" tanya Ayna penasaran.

Roseline dan Bian terdiam, mereka bingung ingin menjawab apa. Mereka takut Ayna akan memaksakan diri untuk mengingat semuanya.

Roseline pun menghampiri putri kecilnya itu. "Sayang, kamu enggak perlu memaksakan diri buat inget semuanya."

"Aku enggak maksain diri kok Bunda, aku inget kok. Ya walaupun hanya beberapa," ujar Ayna sembari tersenyum.

"Lo serius Ay?" tanya Caca yang masih tidak bisa percaya.

Ayna tertawa pelan. "Iya Ca, sedikit sihh."

"Udah, nanti aja bahas soal ingatannya. Sekarang waktunya kamu makan," ucap Bian yang sudah siap menyuapi adiknya.

"Makasih Abang," ujar Ayna sembari tersenyum.

"Caca belom sarapan juga kan?" tanya Roseline.

"Belom Bun tapi nanti Caca sarapan," jawab Caca.

Dengan satu tarikan tangan, Bian membuat Caca terduduk di kasur inap Ayna. "Udah ikut makan, jangan nanti-nanti. Sekalian Abang suapin."

"Enggak usah Bang Caca bisa sendiri kok," ujar Caca yang merasa tak enak.

"Liat Bun ... anak bunda yang satunya enggak mau makan," cibir Bian pada bundanya.

Roseline tertawa melihat tingkah anak-anaknya. "Udah Sayang, kamu juga ikut makan gih."

Jika sudah begini, Caca harus menuruti keinginan bunda Ayna yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri. "Iya Bunda, Caca makan."

Ayna merasa beruntung berada di keluarga ini. Ia mendapatkan kasih sayang yang berlimpah dan mungkin bisa membuat orang lain merasa iri.

Selagi Bian menyuapi kedua adiknya, ia juga membantu ibunya untuk membereskan barang Ayna. Ya, Ayna sudah diperbolehkan untuk pulang hari ini. Tentu hal ini menjadi berita yang sangat ditunggu-tunggu keluarga Ayna.

"Abang, nanti telfon Ayah ya ... bilang buat beli makanan yang banyak," ucap Roseline.

"Siap Bunda," jawab Bian.

"Buat apa Bunda?" tanya Ayna penasaran.

Roseline tersenyum. "Nanti kamu juga tau, Sayang."

~~~~

Call My NameUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum