Part. 40

267 30 10
                                    

Happy reading
Hati-hati, terdapat kata-kata kasar
Jangan ditiru ya readers
~~~~

"Kamu disuruh pulang sama Bunda."

Ayna sangat lupa dengan waktu jika sudah bersama Adnan.
"Iya Kak, ini udah mau pulang."

"Iya cepetan, udah ditungguin buat makan malem bareng."

"Iya Kak."

Setelah menutup telfonnya, Ayna meminta Adnan untuk segara mengantarnya pulang ke rumah.

"Pak, anterin saya sekarang ya. Soalnya Bunda udah nyariin," ujar Ayna sembari melihat jam yang melekat pada tangannya.

"Iya saya anter kamu pulang," sahut Adnan yang langsung bergerak mencari kunci mobilnya dan memakai jaket.

Setelah mendapatkannya, mereka pun turun ke bawah menuju basement.

"Loh kok bukan mobil yang tadi Pak?" tanya Ayna.

"Mobil saya banyak. Jadi terserah saya mau pakai yang mana," ucap Adnan dengan begitu sombongnya.

"Sombong banget," gumam Ayna.

Tidak ingin berdebat, Ayna pun masuk ke dalam mobil mengikuti Adnan yang telah masuk terlebih dahulu.

Tidak ingin berdebat, Ayna pun masuk ke dalam mobil mengikuti Adnan yang telah masuk terlebih dahulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Langit semakin gelap. Bulan sudah tak sabar ingin menyapa para penghuni bumi. Lampu di jalanan sudah mulai hidup satu per satu dan tak lupa jalanan yang dipenuhi orang-orang dengan tujuannya masing-masing.

Selama di perjalanan, Ayna hanya diam. Ia hanya menatap langit yang mulai berubah warna dari kaca mobil.

"Kamu takut dimarahin?" tanya Adnan untuk memecah keheningan mereka berdua.

"Hmmm enggak kok Pak, cuman nyaman aja liat langit sebagus ini. Coba aja Bapak perhatiin baik-baik langitnya ... pasti dapet kenyamanan yang enggak bisa dijelasin," jawab Ayna.

Inilah Ayna, ia begitu menyukai pemandangan di saat sore hari dan langit di malam hari. Keduanya adalah favorit Ayna.

"Lain kali, saya akan bawa kamu ke suatu tempat. Pasti kamu suka," ujar Adnan.

Ayna menoleh ke arah Adnan. "Kemana Pak? Ke pantai? Atau liat bunga-bunga?"

Adnan tidak menjawab pertanyaan Ayna, ia hanya fokus ke jalanan.

"Ihhh nyebelin, enggak jelas banget," gerutu Ayna pelan.

Suasana pun kembali sunyi, yang terdengar hanyalah suara klakson. Jalanan sangat padat dan itu akan membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di rumah Ayna. Karena itulah, Ayna lebih memilih tidur.

Adnan cukup kesal dengan kedaan seperti ini, sudah 20 menit mobilnya tidak bergerak sedikit pun.

"Maaf Ayna, kayaknya kita bakal sampai di rumah kamu 1 jam lagi," ujar Adnan.

Call My NameWhere stories live. Discover now