13. Tiga Sejoli

4.9K 598 7
                                    

Vano memarkirkan mobilnya, tepat setelah mereka sampai di tempat tujuan. Ya, setelah melewati banyak rintangan— akhirnya mereka berhasil melarikan diri dari sekolah.

Revan mengernyit bingung seraya mengamati keadaan sekitar, dirinya tidak salah lihat bukan? Untuk apa Vano mengajaknya bolos ke mall? Apalagi mengingat jika mereka masih menggunakan seragam sekolah. Oh ayolah, Revan tidak ingin menambah masalah saat ini.

"Udah ga usah kebanyakan mikir, di belakang ada baju ganti. Jadi security ga bakal tau kalau kita anak SMA PERMATA" ujar Vano yang sukses membuat kedua sahabatnya menghela nafas lega.

"Tapi wait, lo ngapain ngajak kita bolos kesini? Mau nyari resto nya? Oh ayolah, di tempat biasa kan bisa" Adrian menimpali

"Tau nih, katanya mau ngajak ketempat rahasia? Tapi kok malah nyasar ke Mall?"

"Ya kalau gue bilang dari awal, lo mana mau kesini" jawab Vano santai

"Terus sekarang kita mau ngapain? Sumpah, kalau lo bilang mau makan? Gue skip"

"Beli perlengkapan bayi" ujar Vano yang sukses membuat Revan dan Adrian membulatkan matanya kaget.

"Lo gila? Kita ngapain beli perlengkapan bayi setan?"

"Gausah nething dulu. Gue beli perlengkapan bayi buat tante Anya, tadi pagi dia minta tolong sama gue" Vano mulai menjelaskan

"Hampir aja lo ngebuat gue jantungan"

"Jantungan?"

"Ya gue kira lo udah ngapa ngapain anak orang" balas Adrian polos

"Sinting lo" ujar Vano sebelum akhirnya membawa langkahnya meninggalkan kedua sahabatnya.

"Lo niat ngajak gue kesini ga sih? Iya gue tau kaki lo panjang, tapi bisa dong jalannya ga usah di cepetin juga" kesal Adrian seraya mempoutkan bibirnya kesal.

"Bawel banget sih sahabat gue yang satu ini"

"Bodoo"

"Sumpah, kalau sampai ada yang tau gue beli perlengkapan bayi... turun harga diri gue" ujar Revan yang sukses membuat Vano tertawa lepas.

"Apa lo ketawa - ketawa? Kalau aja lo bukan sahabat gue? Ogah banget gue bantuin lo" lanjut Revan lagi, sedangkan Vano? Laki - laki tersebut masih belum bisa menghentikan tawanya.

"Udah lah Van, itung - itung latihan kalau misalnya lo khilaf ngehamilin anak orang nanti"

"Ngehamilin gundul mu"

"Malah debat, ini jadi di bantuin apa kaga sih?" Adrian menengahi, sedangkan Revan hanya bisa menghela nafasnya pelan. Lain halnya dengan Vano, karena laki - laki itu hanya bisa menunjukkan cengiran khas andalannya.

"Udah sini buruan"

Ketiganya tampak asik dengan kegiatan mereka masing masing, termasuk sosok Adrian yang sedang mendorong sebuah troli dengan beberapa barang di dalamnya.

"Van? Mau naik nggak?"

"Ke atas troli?" Tanya Revan yang langsung di jawab anggukan pelan oleh Adrian.

"Mau nggak?"

"Ngga deh, badan gue berat. Yang ada jebol tuh troli gara gara nampung badan gue"

"Ngga bakal, kalau lo lupa badan lo itu kecil kek pensil. Jadi buruan naik, gue dorong"

"Ahhh?"

"Gausah kebanyakan mikir, ayo naik" Vano menimpali seraya mendorong asal tubuh Revan hingga masuk kedalam troli.

R E V A NWhere stories live. Discover now