BeyondLove 2||🌻||

5.3K 283 231
                                    

Follow? Sabi lah❤

Happy Reading❤

Tepat pukul 22:10 menit Kimara pulang dari rumah Galeh, ia berjalan seorang diri di jalan trotoar, hujan mengguyur menemani kecewanya hati Kimara karena ulah Galeh. Galeh bilang ia tidak bisa mengantar pulang Kimara karena ia harus menjemput pacarnya yang sedari tadi menunggu, Kimara hanya mengiyakan ia malas untuk berdebat dengan cowok brengsek itu.

Dingin, Kimara butuh seseorang yang menghangatkannya ia lelah dengan kehidupan ini yang penuh dengan drama. Sudah cukup Empat tahun ini ia menahan rasa untuk Galeh, Kimara memang bodoh sudah tauh Galeh tidak akan pernah menyukainya namun, Ia tetap dengan pendirianya tidak akan mengungkapkan rasa cinta nya ke hadapan Galeh. Karena hal itu menurutnya memalukan.

Kimara sampai didepan gerbang rumahnya ia mengatur napasnya berharap kali ini keluarganya sudah tertidur. Kimara membuka pintu gerbang ia berjalan secara pelan- pelan agar tidak menimbulkan kegaduhan. Sesampainya didepan pintu ia terkejut melihat papanya sudah didepannya.

"Sialan." umpatnya dalam hati.

Kimara tersenyum, mundur satu langkah malam ini mungkin akan menyakitkan seperti malam-malam sebelumnya. Ia pasrah jika nanti besok tidak diperbolehkan berangkat sekolah.

"Jam berapa ini kimara? kamu bilang Ayah harus percaya sama kamu, kalau kamu itu anak baik. Tapi apa yang Ayah dapatkan? kamu semakin menjadi sejak Ayah tidak ada dirumah." Gerladi memarahi Kimara ia menyeret tangan Kimara untuk masuk kedalam rumah.

Kimara menangis apa iyah Ayahnya percaya kalau sebenarnya Kimara anak baik? baik dari mananya Yah?

"Ayah sakit..." Kimara berusaha melepaskan pergelangan tangannya yang sakit karena Ayahnya pasti sangat marah, sehingga lupa diri.

"Tadi nya Ayah percaya sama kamu, tapi tidak sekarang, kamu udah bikin Ayah kecewa Kim. Seharusnya kamu contoh seperti kaka-kakak kamu, yang rajin belajar bikin Ayah bangga bukan seperti kamu cumanya bisa bikin malu."

Hati Kimara sakit, ia tidak bisa dibanding-bandingkan jika sudah seperti ini. Padahal selama ini Kimara sudah berusaha semaksimal mungkin tapi apa yang ia dapatkan? hanya cacian.

"Ayah yang nggak bakal tauh semuanya, Ayah pikir aku mau bodoh kaya gini? Enggak sama sekali, justru aku ingin membahagiakan Ayah."

"Terus apa yang harus Ayah tauh? kamu selalu pulang larut malam. Kata Bayu kamu sering bawah laki-laki kerumah, tidur bareng satu ranjang bener Kim?"

Kimara mendongak ia tersenyum kecut apa iyah ia seburuk itu di pikiran Ayahnya? he! justru ka Bayu yang selalu bawa perempuan kerumah dia bilang aku?

"Ayah percaya sama Ka Bayu dari pada aku?"

"Iyah ayah percaya sama Ka Bayu, memangnya kenapa?" potongnya cepat ia seolah tidak membiarkan Kimara mengelak.

Sudah Kimara duga, kakanya itu memang menyebalkan ia akan membuat perhitungan dengan laki- laki itu. Selalu saja mencoba untuk melihat Kimara dimarahi oleh ayahnya.

"Ayah pernah mikir nggak sih kalau dirumah ini aku jadi korban, korban kenakalan ka Bayu. Justru ka Bayu yang selalu bawa perempuan kerumah bukan aku yah."

"Disini yang salah itu kamu Kimara, jangan pernah bawa masalah ini ke ka Bayu."

"OKE KALAU ITU YANG AYAH MAU, KIMARA BAKAL HANCUR YAH KALAU GINI TERUS."

Plak!

"Ayah!!"

"MASUK KAMAR ANAK NGGAK TAUH DIRI!" bentaknya dengan keras.

Kimara melepaskan tangannya dari cekalan Ayahnya ia berlari menaiki tangga dan menutup pintu dengan keras, ia hanya lelah untuk saat ini. Menangis dibawah air sower mungkin bisa menghilangkan rasa sakit yang Kimara peroleh.

"Kadang aku iri sama ka Bayu yang selalu ayah bela, nggak seperti aku yang selalu jadi target pertama kemarahan Ayah." gumam Kimara menangis di bawah air.

Dadanya sakit jika harus menerima rasa sakit ini, kapan ayahnya bisa menerima Kimara dengan baik, kapan? Hmm mustahil bukan. Ia menutup mata, cukup biarkan Kimara melepaskan beban ini ia hanya ingin bebas.

"Ra!"

Dari balik jendela balkon seseorang nyaris menahan kedinginanya karena air hujan yang mengguyur. Ia menyuruh membukannya dan kimara setuju dengan itu, ia menghampiri cowok itu.

"Udah yah jangan nangis lagi."

"Tapi ka Bayu udah keterlaluan sama aku?"

"Ra selama masih ada aku, kamu nggak perlu khawatir."

"Makasih Leh udah ngertiin aku."

Galeh tanpa diduga membawa Kimara dalam pelukannya hal tersebut menjadikan Kimara gugup dan salah tingkah. Gawat kalau kaya ini Galeh bisa tauh kalau Kimara mempunyai perasaan kepadanya.

"Kamu kenapa lagi Ra?" tanya Galeh saat melihat Kimara menjauh dari tubuhnya.

Kimara menggeleng ia berbalik dan menggigit bibir bawahnya, ia sangat senang jika Galeh perhatian padanya. Bolehkah kimara berteriak sekencang mungkin sebentar lagi jantungnya pasti akan meledak.

"Ra.."

Panggilan tersebut tidak di hiraukan oleh kimara, gadis itu terlalu senang sampai melupakan seseorang di belakangnya. Membuat Galeh bergeleng bingung.

"Aku pulang aja yah Ra."

Galeh berbalik, baru satu langkah tangannya dicekal oleh Kimara, mungkin gadis itu baru sadar jika Galeh menunggu sedari tadi.

"Jangan pulang sekarang Leh ini udah malem tidur disini aja."

Kimara memperlihatkan jam menujukan pukul 00:30 setengah satu malam Galeh pulang kerumah? ouh Kimara tidak mengizinkannya semudah itu, dia sayang Galeh. Tidak ingin hal buruk terjadi pada cowok itu, jiks terjadi hal yang tidak di iinginkan Kimara tidak akan memaafkannya. Maka dari itu dia menyuruh Galeh untuk menginap di kamarnya

"Leh kamu tidur di sofa nggak apa- apa yah?" tanya Kimara memberikan selimut dan bantal untuk Galeh pakai. Suara ketukan pintu beberapa kali terdengar jelas. Kimara menelan ludahnya kasar, dia panik? Tentu saja mengira tadi Ayahnya sedang marah besar. Apalagi jika tauh kalau Galeh berada di kamarnya akan menginap sampai esok hari.

Sudah pasti nanti tubuh Kimara akan di gantung oleh Ayahnya jika tauh hal ini. Ia menyuruh Galeh untuk masuk ke kamar mandi. Setelah selesai Kimara membuka pelan pintu kamarnya.

"Tumben belum tidur? Numpang nyah?" Ujar Marchel langsung masuk ke kamar Kimara. Gadis itu menghela napas, setidaknya bukan Gerladi ataupun Bayu yang masuk ke kamarnya. Sekiranya untuk Marcel itu aman, cowok itu sudah mengetahui persahabtanya dengan Galeh. Tidak seperti Bayu yang mudah menuduh tanpa bukti.

"Galeh mau nginep disini, lo jangan berisik," ujar Kimara membuka pintu kamar mandi, Galeh keluar ia menyapa Marcel lalu duduk di sofa.

"Nanti kalau ketahuan Ayah gimana? Lo mau digantung hidup-hidup?" tanya Marcel menatap Kimara tajam. Sudah tauh Ayahnya sangat sensitif akan hal apapun yang menyangkut gadis itu. Tidak bisa kah berhenti untuk membuat masalah?




WAH PARAH AUTHOR BIKINNYA YANG KAYA GINI
HIKS MAAP YAH:)

NEXT?
-
-
-
--
-

BeyondLove🌻[TAMAT]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora