BeyondLove 48||🌻||

1.4K 80 39
                                    


JANGAN LUPA VOTMEN

JANGAN SILENT READERS

TANDAI JIKA ADA TYPO!

HAPPY READING❤


Azka menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia sesekali melirik Kimara yang ada dalam pangkuan Marcel, gadis itu menutup matanya erat-erat, semoga saja hanya tidur. Batin Azka memikirkan hal yang positif. Ia telah sampai di rumah sakit  cipta panji, selama menempuh perjalan yang sangat lamah. Azka membopong tubuh Kimara ala bridal style meminta pertolongan pada salah satu suster yang kebetulan sedang mendorong sebuah Brankar

"Tolong istri saya sus," Azka meletakan Kimara di atas brankar tadi, suster itu menganguk mendorongnya menuju ruang IGD

Instalasi gawat darurat Kimara berada pada ruangan itu, Azka dan Marcel senantiasa menemani perempuan yang mereka jaga. Saat mendengar Azka mengatakan bahwa Kimara istrinya, Marcel masih sempat-sempatnya ingin tertawa. Dia tidak habis pikir dengan kelakuan kakanya.

"Ka, jangan khawatir duduk dulu, yang tenang istrih lo nggak apa-apa gue jamin." Ia sengaja mengoda Azka dengan menyebutkan kalau Kimara istrinya. Langsung saja Azka menatapnya dengan tajam.

"Nggak usah bercanda, jantung gue lagi nggak aman, mau gue bogem lo?"

Marcel menganguk ia menelan ludahnya kasar, ternyata Azka sangat khawathir dengan keadaan kakanya yang sedang di periksa oleh dokter.

Dokter Rania keluar dari dalam ruangan, Azka bangkit dari duduknya ia mendekati dokter Rania, menunggu kabar yang di sampaikan oleh beliau.

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan Tuan, nyonya Kimara dan bayinya baik-baik saja. Luka di kedua pipinya sudah saya jahit, anda bisa mengunjunginya."

"Terimaksih banyak dok, saya izin masuk "

"Silahkan, kalau begitu saya pamit."

Dokter Rania berlalu pergi, Azka dan Marcel segera masuk untuk menjenguk keadaan kimara. Ia duduk di kursi, menyentuh wajah Kimara yang penuh luka, sayang sekali gadis ini selalu mendapat cobaan yang begitu menyedihkan. Dia gadis kuatnya Azka, hanya Azka yang mampu menjaga Kimara.

"Kak, gue ke kantin dulu yah beli makan, laper."

Kepergian Marcel, Azka memajukan kursi yang ada pada samping tempat tidur kimara. Ia mengelus pelan tangan mungil itu, menciumnya beberapa kali, ia sangat takut jika tadinya Kimara yang jatuh dari gedung itu.

"Bertahan buat gue Ra, lo harus kuat, jangan tinggalin gue di sini sendiri." Azka bergumam ia mengelus wajah kimara berulang kali, menyingkirkan rambutnya yang menutupi wajah kimara.

Rasa suka ini semakin tumbuh setiap harinya

Rasa yang dulunya Azka cegah agar tidak tumbuh, kini berubah menjadi  sangat subur. Bahkan untuk membentak Kimara saja Azka tidak berani, rasa sayangnya mengalahkan apapun, yang dulunya Azka membenci Kimara, kini berubah menjadi rasa ingin memiliki.

Kapan waktu Azka mengungkapkan rasa ini, ia juga tidak akan tinggal diam, karena pasti Kimara semakin tidak akan tauh jika dirinya sangat sayang pada Kimara. Kalau keadaan sudah membaik, maka Azka siap untuk membicarakanya.

"Gue berharap lo mau hidup menua sama gue Ra, buat anak banyak, bahagiain lo. Semuanya udah gue rancang dengan matang-matang."

Bisik Azka pada telinga Kimara, walaupun gadis itu tidak mendengar, dengan senantiasa Azka mengajaknya mengobrol. Karena baginya Kimara tiada banding.

BeyondLove🌻[TAMAT]Where stories live. Discover now