BeyondLove 49||🌻||

1.3K 74 10
                                    

Hari ini angkatan kelas Xll di sibukan dengan kegiatan ujian akhir tahun, tepatnya ujian kelulusan. Bagi murid seperti Kimara tentu saja harus belajar mati-matian menghafal rumus dan materi yang di berikan oleh guru. Berbeda dengan Azka yang semalam memilih mengangu waktu Kimara belajar dari pada membuka buku matapelajaran.

Flasback on.

Sehabis makan malam Kimara langsung memasuki kamarnya, disusul oleh Azka beberapa menit yang lalu. Kimara duduk di ranjang, ia membuka matapelajaran untuk besok ujian, sedangkan Azka justru sibuk bermain ponsel yang menurut Kimara menyebalkan. Tentu saja Azka mengangu waktu belajarnya hanya untuk mendengarkan cowok itu mengumpat karena game yang ia mainkan selalu kalah.

"Bisa nggak sih lo mainnya di luar? Gue mau fokus belajar, plis berhenti buat keramaian." Kimara mendesis ia sudah pusing dengan rumus kimia yang mematikan, sekarang Azka juga ikut membuat kepalanya hampir meledak.

"Makanya jadi cewek yang rajin kalau di kelas, dengerin materi dari guru, jangan bisanya ghibah doang. Bodoh tauh rasa!"

Pletak

Kimara memukul lengan Azka mengunakan bukunya, ia semakin kesal di buatnya. Dirinya tidak membutuhkan nasihat dari Azka, yang ia inginkan cowok itu pergi dari kamarnya sekarang juga.

"Pergi sana, gangu aja." Ia melanjutkan materinya yang sempat tertunda, mencoba mengerjakan soal itu ulang dengan angka yang berbeda. Setelah bergelut dengan rumus-rumus yang membuat keningnya berkeringat. Akhirnya ia berhasil menemukan jawabanya.

Azka tertidur, setelah Kimara menyuruhnya pergi dari tempat ini. Ia memilih tidur, merebahkan tubunya yang lelah hari ini. Kimara yang melihatnya tersenyum ia mengelus puncak kepala Azka dengan lembut. Beralih ke wajahnya yang setiap hari memamerkan senyuman kepada Kimara.

"Lo sangat berarti bagi hidup gue."

Tangannya terulur mengusap keringat yang menetes pada pelipisnya. Kalau Kimara boleh jujur, Azka sangatlah tampan namun dia gengsi mengakui kalau cowok di depannya ini tampan. Ia lebih mengalihkannya dengan hal lain, yang memojokan kalau Azka biasa saja, umum seperti cowok lain. Kimara berbohong, hal itu semata menutupi rasa sukanya pada cowok ini.

Bukan Kimara sudah berpaling dari Galeh, namun ia harus berani mengubur perasaan itu dalam-dalam. Dan mencari orang baru untuk mengantikanya, dan ia berhasil untuk hal itu.

"Liatin terus, tauh kalau gue ganteng."

Pletak!

"Amit-amit! Jadi cowok jangan kepedean, tadi ada nyamuk di jidat lo!"

Kimara kembali pada tempatnya tadi, ia jadi merasa bodoh telah memuji ketampanan Azka barusan.

"Nggak usah malu-malu kali, lo juga cantik kok Ra, tap sayang." Azka menjeda ucapanya, ia memalingkan wajahnya ketika Kimara menatapnya.

"Tapi sayang?" Tanyanya dengan kepo, pasalnya Azka kalau berbicara memang selalu menjeda ucapanya.

"Ciye pangil nya sayang, asik udah mulai berani, icikiwir."  

Goda Azka tersenyum meledek Kimara, cewek itu bangkit ia memukul bahu Azka berulang kali  menyalurkan rasa ke kesalanya pada cowok itu. Azka melirik ia mencekal tangan Kimara yang hendak mencubit perutnya, mereka terdiam menatap satu sama lain.

"Ihh kebiasaan! Tauh ah males!" 

Gadis itu mencebikan bibirnya sebal, melipat kedua tanganya di dada, berharap Azka meminta maaf, atau sekedar membujuk Kimara. Namun yang ia dapati justru Azka memeluk Kimara secara posesif, menyenderkan wajahnya di pundak Kimara.

BeyondLove🌻[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang