Mengaum di depan orang lain, tapi mengeong di depan pacarnya.
Begitulah Garrel Zarvian Arkadiksa. Dia memperlakukan pacarnya, Jaseline Tamara, layaknya ratu. Dia memastikan Seline selalu bahagia dan mendapatkan apapun yang dia inginkan selama di sis...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seline menyingkir setelah Garrel menyuruhnya melepaskan pelukannya di tubuh cowok itu. Sekarang dia berdiri di sebelah Garrel. Diam-diam matanya melirik Garrel yang menatap lurus ke atas pagar padahal di sana tidak ada sesuatu yang menarik. Baik Charisa maupun Olive belum menampakkan diri dari balik pagar itu.
Keduanya sama-sama gugup atas insiden beberapa menit yang lalu. Namun, mereka berusaha menutupinya dengan tetap bersikap cool. Mereka terlalu gengsi menunjukkan reaksi yang sebenarnya setelah adegan pelukan antar mantan barusan.
Pelukan itu menjadi pelukan pertama mereka setelah putus. Walau itu bisa dibilang bukan pelukan yang sesungguhnya karena niat Garrel hanya menangkap saja. Namun, sensasinya tetap tidak bisa diabaikan begitu saja bagi keduanya.
Biasanya hanya ada pertengkaran saja jika keduanya sudah bertemu. Entah itu saling mengejek atau mencari perkara yang lain. Intinya salah satu dari mereka harus ada yang pergi dengan emosi. Jika tidak seperti itu mereka tidak akan puas.
“Buruan, woy!” teriak Garrel sedikit emosi karena teman-teman Seline tidak kunjung naik.
“Sabar kenapa, namanya juga cewek. Wajar kalau kesusahan manjat,” balas Seline pelan.
Garrel meliriknya tajam sekilas lalu kembali mengalihkan perhatiannya ke atas pagar.
Tidak lama kemudian Charisa mulai menampakkan diri. Kepalanya melongok dari balik pagar lalu duduk di atas pagar dengan sangat hati-hati.
Tidak berbeda jauh dari Seline, Charisa juga tampak gemetaran. Ini baru pertama kalinya dia melakukan ini. Biasanya dia akan lebih memilih mengirim surat dengan alasan sakit jika bangunnya kesiangan.
“G-garrel... Lo nanti bakal nangkap gue kan?” tanya Charisa memastikan. Raut ketakutan nampak jelas di wajahnya. Beberapa kali dia menelan ludah saat melihat ke bawah.
“Iya. Buruan turun,” suruh Garrel dengan nada malas. Dia memang anti berhadapan dengan cewek merepotkan seperti Seline dan teman-temannya.
Charisa masih tampak ragu untuk melompat membuat Garrel semakin ingin meninggalkan cewek-cewek manja itu.
“Buruan, Char!” suruh Garrel sedikit keras.
“Turun sendiri aja lah, Char. Bukannya cita-cita lo jadi Cat Woman? Jangan sia-siain kesempatan ini buat belajar lompat,” ucap Seline santai.
Sejujurnya dia tidak rela melihat Charisa akan jatuh ke pelukan Garrel juga. Membayangkannya sudah membuat hati Seline panas.
Entahlah, walaupun dia mulai belajar membenci Garrel dan suka mencari perkara dengannya, tapi Seline tidak mau munafik. Dadanya terasa sesak setiap melihat Garrel dekat dengan cewek lain. Dan, kampretnya playboy satu itu hampir setiap minggu ganti gebetan. Berbeda dengan Seline yang memang sampai sekarang belum ingin menjalin hubungan lagi.
