SM - 17. Garrel VS Fajar

29.3K 5K 582
                                    

“Sialan! Jadi, beneran dia ngejauhin gue karena Fajar,” Garrel mendesis kesakitan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sialan! Jadi, beneran dia ngejauhin gue karena Fajar,” Garrel mendesis kesakitan.

Tangan Andra yang bersiap mengompres wajah Garrel dengan es batu seketika berhenti setelah mendengar umpatan Garrel.

Sejujurnya dia takut, salah sedikit saja bisa berakibat fatal untuk wajah tampannya. Apalagi sekarang hanya wajahnya saja yang bersih dari lebam, sedangkan teman-temannya yang lain, yang berada di ruangan itu wajahnya sudah terlukis lebam semua. Jangan sampai Garrel memberinya lebam hanya agar mereka terlihat kompak.

“Semua cewek sama aja. Tukang bohong!” Garrel kembali menumpahkan kekesalannya.

Teman-temannya hanya mendengarkan saja sembari sesekali meringis menahan sakit di wajahnya.

“Ngapain lo berhenti?!” Garrel menatap tajam Andra karena Andra hanya diam saja dengan memegang es batu yang terlapisi kain di tangannya.

“E-eh, iya ini mau gue kompres muka lo.” Andra dengan cepat menempelkan es batu itu ke wajah Garrel.

“Argh! Pelan-pelan! Lo bikin muka gue tambah sakit aja.”

Andra menggaruk kepalanya bingung. Menghadapi Garrel yang sedang marah sama susahnya dengan menghadapi cewek yang sedang PMS.

“Udah lah biar gue sendiri aja!” Garrel merebut kain dan es batunya dari Andra lalu mengompres wajahnya sendiri.

Mata Andra reflek melirik Dicky dan Bimo untuk bertanya apa yang harus dia lakukan karena semua yang dia lakukan sekarang terlihat salah di mata Garrel. Namun, bukannya jawaban yang Andra dapat malah pemandangan menggelikan yang mereka sajikan.

Di sofa seberang, terlihat Bimo yang sedang mengompres wajah Dicky dan Dicky yang balas mengompres wajah Bimo. Mereka terlihat sangat romantis, membuat Andra bergidik geli. Dari pada saling mengompres seperti itu, kenapa mereka tidak mengompres wajah sendiri-sendiri saja?

Ringisan kesakitan kembali terdengar dari mulut Garrel. Rencananya untuk membuat Fajar terluka parah malah berbalik padanya. Padahal Garrel sudah berusaha memenangkan perkelahian kali ini agar dia menang taruhan dari Seline, tapi usahanya lagi-lagi gagal.

Tangan Garrel beralih mengambil salep dan mengoleskannya di wajahnya dengan bantuan cermin kecil.

Garrel tiba-tiba beranjak dari kursi membuat teman-temannya langsung mendongak menatapnya. Mereka khawatir, tapi di sisi lain juga takut. Karena Garrel seringkali melampiaskan kemarahannya pada apapun dan siapapun yang dia temui.

Seperti hari ini, Dicky dan yang lainnya tahu jika Garrel marah-marah, bukan hanya karena Senja yang mengabaikannya, tapi juga karena suatu hal lain.

Sejak pulang sekolah Garrel uring-uringan dan berujung membuat rencana dadakan untuk menyerang Fajar. Mereka tahu Garrel sengaja menjadikan Fajar pelampiasan emosinya yang sedari tadi dia tahan. Dengan emosinya yang membara Garrel yakin bisa mengalahkan Fajar.

Sejarah Mantan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang