SM - 33. Hidangan Untuk Mantan

29.9K 5.1K 611
                                    

Seline tidak mengira dirinya akan berada di posisi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seline tidak mengira dirinya akan berada di posisi ini. Rela panas-panasan menonton anak PASKIBRA yang sedang latihan sama sekali tidak pernah masuk dalam rencana hidupnya. Jangankan menonton anak PASKIBRA latihan, dekat dengan anak PASKIBRA saja tidak pernah terpikir olehnya.

Sebelumnya Seline dekat dengan anak PASKIBRA hanya sebatas teman saja karena teman-teman Seline, baik perempuan maupun laki-laki, tidak sedikit yang menjadi anggota PASKIBRA sekolah. Namun dengan Agam, dekat itu mempunyai makna lain. Dekat yang Seline maksud di sini adalah dekat karena ada ketertarikan.

Seline sangat bersyukur hari ini dia tidak lupa membawa kipas angin genggamnya. Dengan benda itu dia masih bisa sedikit merasakan sejuk di bawah panasnya terik matahari. Dia tidak bisa menempati tempat duduk langganannya yang berada di taman karena di sana sedang ada kegiatan pramuka. Jadilah terpaksa Seline menunggu di pinggir lapangan.

Seline mengarahkan kipas angin ke wajahnya saat merasa wajahnya kembali berkeringat padahal sudah berulang kali Seline mengelapnya dengan tisu. Tatapannya masih setia mengikuti kemanapun Agam bergerak.

Setiap gerakan tubuh, hentakan kaki, dan suara Agam yang keras berhasil membuat Seline terpesona. Seline sepertinya sudah benar-benar menyukai Agam.

Tekad Seline sudah bulat untuk mengusir Garrel dari hatinya karena kontrak cowok itu sudah lama berakhir. Apalagi cowok itu sedang menyukai gebetan Fajar.

Seline cukup yakin Garrel tidak bisa mendapatkan cewek incarannya, tapi dia juga harus bersiap-siap untuk segala kemungkinan. Seline tidak ingin menjadi sad girl karena masih menyukai mantannya yang sudah punya pacar.

Sengatan rasa dingin di tangannya membuat Seline berjingkat kaget. Dia refleks menoleh pada seseorang yang sudah duduk di bangku sebelahnya. Matanya seketika melotot kesal saat melihat ternyata Garrel yang baru saja membuatnya terkejut.

Cowok itu memang tidak punya akhlak. Masalah kemarin saja Seline belum memaafkannya, sekarang dia sudah mencari masalah lagi.

Tanpa merespons kelakuan usil Garrel, Seline membuang muka ke arah lain. Dia lebih memilih kembali memperhatikan Agam yang sekarang sedang melangkah tegap keliling lapangan.

“Nih, buat lo.” Garrel mengulurkan sekotak ice cream ke hadapan Seline.

Seline hanya meliriknya sekilas lalu kembali menatap lurus. Dia tidak akan termakan sogokan Garrel.

Jika hanya ice cream saja Seline bisa beli sendiri. Yang tidak bisa itu harga diri Seline. Sudah nyanyiannya diejek dengan jahatnya di depan orang banyak, masa mau luluh gitu aja hanya dengan sekotak ice cream?

Melihat Seline tidak segera mengambil kotak ice cream-nya membuat Garrel hanya bisa menghela nafas. Dia sadar dirinya salah, tapi dia terlalu gengsi untuk mengucapkan kata maaf berulang kali.

“Gue ngasih ini bukan karena gue mau nyogok lo biar nggak marah lagi sama gue, tapi karena gue udah janji sama lo gue bakal beliin lo ice cream kalau lo mau pulang sama gue,” lanjut Garrel berusaha membuat Seline menerima pemberiannya.

Sejarah Mantan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang