SM - 32. Diam Atau Gue Cium?

31.5K 5.1K 512
                                    

Seline benar-benar marah pada Garrel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seline benar-benar marah pada Garrel. Setelah menumpahkan kekesalannya di dalam toilet dia kembali ke kelas dengan penampilan kacau. Rambut berantakan ulah dari tangannya sendiri, wajah memerah, dan bibirnya yang terus saja cemberut. Membuat Charisa dan Olive yang tadi tidak ada di TKP bingung melihatnya.

Hingga jam istirahat kedua mood Seline belum juga membaik. Tidak ada yang berani mencari gara-gara dengannya karena di saat seperti ini Seline sangat sensitif. Dia akan sangat senang jika mendapat pelampiasan untuk kekesalannya pada Garrel. Dan, tentu saja orang itu akan merasakan bagaimana ganasnya seorang Jaseline Tamara.

Sudah banyak anak cowok di kelasnya yang sudah menjadi korbannya karena berani memancing Seline di saat seperti ini. Walaupun hanya mencakar hingga berdarah, menjambak rambutnya hingga rontok, atau mencubit tangannya hingga membiru, tapi cara Seline itu cukup membuat mereka kapok untuk tidak mencari gara-gara dengannya lagi.

Seperti yang pernah Charisa katakan, Seline dan Garrel sama-sama gila. Banyak persamaan yang ada di dalam diri mereka dan akan tercipta sesuatu yang gila jika kedua orang dengan sifat hampir sama itu bersama.

Bukan hanya cowok-cowok usil yang tiba-tiba tobat mengganggu Seline saat melihat Seline dalam mood buruk, tapi juga Charisa dan Olive. Mereka sedari tadi berusaha menahan diri untuk tidak menjahili Seline yang bisa memancing emosinya.

Sebenarnya Seline orang yang asik jika tidak sedang marah. Dia tipe orang yang suka bercanda dan membuat orang-orang di sekitarnya tertawa dengan celetukannya. Sayangnya, dia tidak bisa mentoleransi candaan yang Garrel lontarkan seperti tadi.

Entah cowok itu tadi hanya bercanda atau serius yang pasti ucapannya benar-benar membuat Seline sakit hati.

Beberapa jam hanya terlewati dengan berdiam diri di dalam kelas hingga bel pulang berbunyi nyaring, membuat wajah lelah murid-murid berganti semringah.

Guru pengajar sudah meninggalkan kelas beberapa menit yang lalu, sedangkan murid-murid masih merapikan alat tulis dan buku-bukunya yang tercecer di atas meja sebelum memasukkannya ke dalam tas. Satu persatu dari mereka mulai meninggalkan kelas, membuat kelas yang tadinya ramai sekarang tampak sepi.

Tanpa Seline sadari, ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikannya dari balik jendela. Mata itu memperhatikan gerak-gerik Seline dengan tatapannya yang tajam layaknya pemburu yang sedang membidik mangsanya.

Dia yang tadinya berdiri bersedekap dada dengan santai sekarang memilih menghampiri Seline saat merasa kelas sudah sepi. Di kelas itu sekarang hanya tersisa Seline dan kedua temannya saja.

"Ayo pulang gue anterin," ajaknya santai tanpa merasa bersalah atas terjadinya kejadian beberapa jam yang lalu.

Seline mendengus melihat Garrel memasuki kelasnya. Tanpa berniat membalas ucapan Garrel, Seline membuang muka ke arah lain. Dia pura-pura memainkan ponselnya berharap Garrel sedikit mengerti jika Seline masih marah padanya.

Sejarah Mantan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang