SM - 20. Bukti

27.6K 5.2K 804
                                    

Seline terlihat sedang menunggu sang penjual menyiapkan batagor pesanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seline terlihat sedang menunggu sang penjual menyiapkan batagor pesanannya. Dia berdiri dengan santai padahal tepat di depannya jejeran para cewek SMA Raden Wijaya sedang menatapnya sinis. Tentu mereka kenal Seline, sang primadona SMA Tunas Bangsa yang di-follow hampir semua cowok SMA Raden Wijaya di Instagram, termasuk pacar-pacar mereka.

Sindiran untuk Seline mulai terdengar dari beberapa cewek yang modelannya seperti cabe-cabean. Garrel mulai khawatir. Namun, seolah tidak mempunyai telinga, Seline bersikap cuek dengan sindiran-sindiran yang ditujukan padanya. Bahkan setelah batagornya sudah berada di tangan, Seline malah lanjut menghampiri penjual minuman alih-alih kembali ke mobil.

“Bukannya tadi dia cuma bilang mau beli batagor? Kenapa sekarang jadi pindah ke penjual es?” Garrel khawatir sekaligus kesal. Dia hanya takut para cabe-cabean itu menghampiri Seline.

Beberapa menit terserang rasa cemas akhirnya Garrel bisa bernafas lega saat Seline kembali ke mobil dengan selamat. Cewek itu sekarang sedang sibuk memakan batagornya.

“Oh ya, nih minuman buat lo.” Seline menyodorkan segelas coklat dingin yang baru saja dia beli ke hadapan Garrel.

Thanks.” Garrel menerimanya dan langsung meminumnya karena dia juga sedang haus.

“Mau?” Seline menawarkan batagornya saat melihat Garrel terus menatapnya.

“Nggak.”

Seolah tidak mendengar jawaban Garrel, Seline malah menusuk satu potong batagor yang sudah tercampur bumbu lalu menyuapkannya pada Garrel.

Garrel nampak enggan menerimanya. Namun saat melihat wajah Seline yang sudah geregetan karena dia tidak kunjung menerima suapannya membuat Garrel terpaksa memakan batagor yang disuapkan Seline.

“Malu-malu macan deh.” Seline tersenyum geli yang dibalas pelototan oleh Garrel.

Beberapa menit kemudian yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul juga. Fajar terlihat keluar dari gerbang sekolah. Namun, dia tidak kunjung menjalankan motornya membuat Seline dan Garrel bisa menatap wajahnya lama.

“Noh, lo lihat kan, luka dia lebih parah dari gue!” tunjuk Garrel dengan semangat pada sosok Fajar yang terlihat berhenti di depan gerbang seperti sedang menunggu seseorang.

Seline mengerutkan dahi. Dari ekspresinya dia tampak belum percaya. Matanya memperhatikan Garrel dan Fajar bergantian.

Memang benar luka Fajar lebih parah, tapi entah kenapa Seline merasa ada yang tidak beres. Apalagi saat melihat hanya Fajar yang terluka, sedangkan teman-temannya yang baru saja keluar dari gerbang wajahnya tidak menunjukkan bekas luka sama sekali.

“I-iya, sih, tapi--”

“Nah kan, udah gue duga lo nggak fair. Bilangnya kemarin setuju jadi babu gue kalau gue menang dari Fajar, tapi sekarang pas gue udah menang lo nggak mau nepatin janji,” sela Garrel cepat sebelum Seline selesai bicara.

Sejarah Mantan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang