“Iya, Tan, tenang aja aku bakal ngawasin Garrel.”
“ ... ”
“Iya ini aku udah di depan rumah Garrel.”
“ ... ”
“Siap, Tan. Akan aku pastiin Garrel makan makanannya dan ngobatin lukanya.”
Seline melangkah di pelataran rumah Garrel dengan ponsel menempel di telinganya. Dia sekarang sedang berbicara dengan mamanya Garrel di telepon.
Setelah mengetahui kabar bahwa Garrel dipanggil polisi karena tawuran, Relisa memang langsung menghubungi Seline untuk memastikan. Apalagi saat itu Seline juga berada di TKP, pasti penjelasannya lebih detail dari Chandra yang tidak melihat kejadiannya secara langsung.
Namun, di samping kekecewaannya pada Garrel, Relisa masih sempat-sempatnya tertawa dan menggoda saat mengetahui jika Garrel memukul Jagad habis-habisan karena Jagad mencium Seline. Sungguh Seline tidak habis pikir dengan mantan calon mertuanya itu.
“Oke, Tan. See you.” Seline menjauhkan ponselnya dari telinganya lalu memasukkan ponsel itu ke dalam sling bag.
Seperti yang Relisa bilang, di depan pintu utama sudah ada dua bodyguard yang menjaga pintu. Mungkin mereka yang ditugaskan untuk memastikan Garrel tidak keluar rumah dan melarang teman-teman Garrel yang ingin berkunjung.
Sebagai musuh Garrel tentu Seline tidak masuk ke dalam daftar orang-orang yang tidak boleh mengunjungi Garrel. Kan disebutkan jika larangan itu ditujukan untuk teman-teman Garrel, sedangkan Seline bukan teman Garrel jadi Seline pasti boleh masuk.
“Berhenti! Dilarang ada kunjungan ke rumah Tuan Arkadiksa saat ini,” ucap salah satu bodyguard dengan mata melotot tajam.
Seline memutar bola matanya jengah. Dia mengambil ponselnya kembali dan menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan room chat-nya dengan Relisa tadi pada sang bodyguard.
“Saya orang suruhannya Tante Relisa. Apa perlu saya menghubungi Tante Relisa lagi buat minta izin walaupun sebenarnya beliau juga udah ngizinin? Tapi, nggak masalah. Kalian juga butuh bukti kan?” Seline pura-pura mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.
“Eh, nggak usah. Kamu boleh masuk,” ucap sang bodyguard membuat Seline diam-diam tersenyum miring. Dia melangkah dengan santai memasuki rumah keluarga Arkadiksa. Tujuannya adalah lantai dua, tempat di mana kamar Garrel berada.
Lantai satu tampak sepi. Hanya ada beberapa pekerja saja yang wira-wiri membersihkan rumah. Langsung saja Seline menaiki tangga menuju kamar Garrel.
Tok! Tok! Tok!
Seline mengetuk pintu kamar Garrel. Hingga ketukan beberapa kali pintu tidak kunjung dibuka, membuat Seline memilih membukanya dengan perlahan. Siapa tahu Garrel sedang tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejarah Mantan (COMPLETED)
Teen FictionMengaum di depan orang lain, tapi mengeong di depan pacarnya. Begitulah Garrel Zarvian Arkadiksa. Dia memperlakukan pacarnya, Jaseline Tamara, layaknya ratu. Dia memastikan Seline selalu bahagia dan mendapatkan apapun yang dia inginkan selama di sis...