SM - 38. Mantan Rasa Setan

26.3K 4.6K 425
                                    

“Pegangan, Sel!” suruh Garrel dengan melirik Seline dari kaca spion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Pegangan, Sel!” suruh Garrel dengan melirik Seline dari kaca spion.

Setelah tidak berhasil pulang dengan Agam karena omongan ngawur Garrel, di sini lah Seline sekarang. Di atas jok motor Garrel yang sedang melaju dengan kecepatan sedang.

Seline tahu sedari tadi Garrel berusaha menahan dirinya sendiri untuk tidak mempercepat laju motornya karena Seline tidak mau berpegangan padanya. Ditambah posisi duduk Seline yang terlalu ke belakang membuat Garrel khawatir Seline akan jatuh jika dia menambah kecepatan motornya.

Ucapan Garrel yang menyuruh Seline untuk berpegangan padanya tetap tidak direspon oleh cewek itu. Seline masih ngambek. Selain karena gara-gara Garrel Agam jadi meninggalkannya, cowok itu juga memaksa Seline untuk pulang dengannya setelah mendengar jika Rega tidak bisa menjemput Seline karena sedang ada kelas.

Sebenarnya Seline tidak masalah kalau pun harus pulang dengan ojek. Terdengar lebih aman untuk jiwa dan raga. Jiwanya akan baik-baik saja karena tidak akan merasakan gejala gagal move on. Raganya juga tidak akan terluka karena Seline yakin tukang ojek lebih sayang nyawa daripada Garrel.

Melihat Seline masih tidak mau berpegangan padanya membuat Garrel tanpa pikir panjang mengegas motornya.

“Kyaaaa!!!” teriak Seline. Dia sangat terkejut hingga merasa jantungnya akan lepas. Dia tidak memprediksi sebelumnya jika Garrel akan melakukan itu. Yang bisa Seline lakukan sekarang hanyalah berpegangan pada perut Garrel dengan sangat erat.

“Lo kalau nggak ikhlas nganterin gue pulang mending turunin gue di sini! Gue pulang naik taksi aja,” dumel Seline setelah sedikit tenang. Jantungnya yang berdetak kencang karena terkejut sekarang sudah kembali normal.

“Makanya, kalau disuruh pegangan tuh nurut! Kalau lo jatuh, siapa yang bakal ngerjain tugas gue?”

“Astagfirullah, nggak punya perasaan banget nih setan. Eh, maksudnya mantan,” cibir Seline dalam hati.

Garrel memang tidak punya perasaan. Di otaknya hanya terpikir tentang keuntungan dan kerugian saja yang didapat jika Seline jatuh. Namun, jika melihat respons Garrel yang khawatir jika Seline jatuh sepertinya kerugian yang cowok itu dapatkan lebih besar dari keuntungannya.

Diam-diam Seline tersenyum. Setidaknya kesimpulan itu membuat Seline mengerti jika dia berharga dan bermanfaat, lebih tepatnya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi oleh Garrel Zarvian Arkadiksa.

Kesimpulan yang Seline cetuskan sendiri itu bisa menampik ucapan Rega yang suka menyebutnya useless woman karena kerjaan Seline hanya rebahan saja.

Kali ini Seline tidak berniat membalas ucapan Garrel. Hanya dengusan saja yang keluar sebagai responsnya. Dia juga tidak berniat melepas pelukannya di perut Garrel.

Pelukan beberapa menit Seline rasa tidak akan berpengaruh pada misi move on-nya. Selain itu Seline juga sudah malas berdebat dengan Garrel yang sedari tadi memintanya untuk berpegangan padanya. Padahal Seline juga tidak akan jatuh jika Garrel tidak mengendarai motornya dengan ugal-ugalan.

Sejarah Mantan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang