Chapter 133

9K 1K 201
                                    

Chaeyoung POV

Aku menelepon Jisoo berkali-kali untuk menanyakan di mana Seulgi dan Lisa berada karena istri mereka menjadi liar setelah minum bir. Mereka menari di lantai dansa dan bahkan bergabung dengan alumni lainnya untuk minum, mereka meneriakkan nama keduanya karena tidak ragu untuk minum bir dalam jumlah besar.

Aku tahu bahwa mereka sudah mabuk karena mereka terus menanyakan siapa namaku. Aku tidak bisa menghentikan mereka karena mereka mengoceh bahwa mereka tidak mabuk seperti yang aku kira. Aku tidak bisa menarik mereka keluar dari kerumunan karena perutku, aku tidak ingin terlibat dengan keliaran mereka. Aku takut sesuatu akan terjadi pada mereka karena ada banyak pria mabuk di sekitar area itu.

Jadi aku memutuskan untuk mencari mereka karena mereka tidak menjawab teleponku. Setelah beberapa menit mencari mereka, aku melihat mereka bersenang-senang di sudut. Aku menarik mereka keluar dari tempat itu tanpa mengatakan apapun. Aku hanya memberi tahu mereka kekhawatiranku ketika aku menunjukkan Jennie Unnie dan Irene Unnie di kerumunan.

Jadi di sinilah Jisoo, memanyunkan bibirnya karena aku menceramahi dia atas apa yang terjadi.

"Ayo. Lanjutkan, manyunkan bibirmu, jangan berhenti melakukannya" kataku sambil menatapnya.

"Kami tidak melakukan apa-apa. Kami hanya mendukung Wendy" dia menatapku dengan cemberut.

"Jika kamu tidak berhenti melakukan ekspresi itu, aku akan menonjok wajahmu" aku memperingatkannya.

Dia mengusap wajahnya. "Kamu menyuruhku untuk terus melakukannya!"

Aku mengambil vas di tengah meja dan bertindak seperti aku akan menghancurkannya di kepalanya, dia dengan cepat tersenyum dengan paksa dan menunjukkan semua giginya yang putih.

"Maafkan aku" dia menggaruk kepalanya dan mencoba meraih tanganku.

"Lain kali kamu akan melakukannya, aku bersumpah Jisoo-" Aku mengancam. "Kemarilah!"

Wajah cemberutku tidak berubah ketika aku menyuruhnya duduk di sampingku. Wajahnya bersinar dan dengan cepat berlari untuk mengambil tempat duduknya, dia memeluk perutku dan mengelusnya dengan lembut.

"Jangan marah padaku, bayi kita akan seperti ini.." dia menunjukkan padaku wajahnya yang mengernyit. "Jika kamu terus marah-marah."

"Aku tidak bodoh" balasku dan memutar mataku, sejak aku hamil aku selalu marah pada Jisoo untuk hal-hal sederhana yang dia lakukan.

"Aku mencintaimu Babe" dia berbisik dan mencium pipiku.

"Aku juga mencintaimu" jawabku tanpa ada reaksi, syukurlah kami jauh dari pembicara sehingga kami bisa saling mendengar suara kami.

Semoga bayiku tidak terlihat seperti ayam.

-----

Seulgi POV

"Permisi" kataku sambil merendahkan tubuhku, aku kesulitan melewati kerumunan karena mereka tidak akan membiarkan siapa pun lewat. "Permisi!!" Aku berteriak yang membuat beberapa dari mereka berhenti menari.

Aku sudah muak, mereka tidak mendengarkan. Aku perlu menjauhkan Irene dari sekelompok pelacur yang membuatnya minum bir mereka.

Aku mendorong semua orang ke samping dan mencapai tempat Irene. Dia akan minum segelas lagi saat aku menghentikannya.

"Berhenti" kataku dengan tegas dan melihat pelacur itu. "Kau memanfaatkan dia"

Aku menatap Irene dan melihat dia menatapku. "Jangan sentuh aku.. Seulgi akan marah padaku"

Dia memang mabuk.

"Ayo pulang sekarang" kataku dan memegang tangannya untuk pergi.

"Apakah kamu Seulgi?" Dia bertanya dengan heran. "Wow. Apakah kamu serius? Ya ampun"

UIRYS Book II: Manoban Thing - JENLISA (ID) GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang