Chapter 93: Sorry

13.1K 1K 243
                                    

Skyler terus batuk dan mengeluh tentang tenggorokannya yang sakit. Dia menempel pada Jennie sejak dia bangun pagi ini. Daehan masih tertidur sementara Lisa dan Lauren di sofa, mendengarkan omelan Jennie.

"Sudah kubilang Lisa jangan terlalu banyak memberikan makanan yang manis-manis. Lihat yang terjadi, Daehan juga masuk angin" ucap Jennie sambil mengayunkan pinggulnya untuk menenangkan V.

"Aku hanya memberi mereka sepotong kue dan frappe" kata Lisa membela. "Itu bukan salahku, itu salah tenggorokannya" katanya kekanak-kanakan.

Mata Jennie melotot dan mencemooh. "Sungguh, Lisa? Oke, anggap saja tenggorokan mereka sangat sensitif. Apa kita perlu memberi mereka terlalu banyak dessert?" Dia bertanya, menjaga suaranya rendah sehingga anak-anak tidak akan tahu bahwa mereka sedang bertengkar.

Lisa menggelengkan kepalanya dan cemberut. "Jika aku tidak memberikan apa yang mereka inginkan, mereka akan membuat kekacauan di sana" dia berkata dan memberi Lauren boneka beruang kecilnya.

"Karena kamu tidak bisa berbicara dengan mereka dengan cara yang baik. Kamu harusnya membawa mereka pulang" Jennie mengomel, dia duduk di tempat tidur dan melihat anaknya yang sudah tertidur lagi. Dia meletakkan Skyler di samping Daehan dan menyelimutinya. "Aku pikir kita harus tetap di dalam kamar untuk sisa hari ini"

"Aku minta maaf, hun" Lisa mencoba bertingkah manis tapi dia mendapat tatapan tajam dari istrinya.

Jennie berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk semua orang. Lisa menatap Lauren dan mengerutkan kening.

"Mereka selalu menyalahkanku" dia berbicara dengan anak bungsunya. "Saat kamu besar nanti, kita harus melindungi satu sama lain dari mereka. Terutama dari V dan Mommy. Oke?"

Lauren cekikikan padanya dan mengoceh beberapa kata. "Dada"

Lisa melihat Jennie untuk memeriksa apa yang dia lakukan lalu melihat kembali ke putrinya lagi, dia meletakkan Lauren di pangkuannya dan tersenyum.

"Katakan Dada"

"Dada" Lauren menanggapinya dengan cepat.

"Katakan Jennie" bisiknya agar Jennie tidak mendengarnya.

"Dada" jawab Lauren.

Lisa mendongak untuk berpikir lalu tersenyum ketika sesuatu muncul di pikirannya. "Katakan Nini. Ni-ni" dia mengajarkan Lauren tapi gadis kecil itu hanya menatapnya. "Ni.. Katakan saja Ni"

"Ni.." Lauren berbicara.

"Nini" Lisa mengajar.

"Ni" Lauren menanggapi sekali lagi yang membuat Lisa tertawa, dia memberikan beberapa ciuman kepadanya dan mengangkatnya.

"Jangan panggil dia Mommy. Nini lebih baik" bisiknya sambil melihat ke arah Jennie agar tidak ketahuan.

"Ni" kata Lauren dan meraih rambut Lisa. Lisa meletakkannya di lantai karena dia mengenakan piyamanya, jadi lututnya tidak akan tergores.

Lisa berjalan ke belakang Jennie yang sedang memotong wortel. Dia memeluknya dari belakang dan mencium lehernya, mencoba membujuknya.

"Aromanya sangat manis" katanya dengan suara bayinya.

Jennie mengguncang tubuhnya agar Lisa melepaskan tubuhnya. Dia tetap pada postur tubuhnya dan tidak repot-repot menatap Lisa.

Gadis jangkung itu memeluknya begitu erat dan menciumnya dari pipi hingga ke leher dan tengkuknya.

"Perhatikan aku hun" tuntutnya.

Jennie memotong wortel dengan agresif yang membuat Lisa mundur. Dia melepaskan tubuhnya dan mengambil tempat duduknya di meja dapur di belakang Jennie. Dia mengawasi istrinya sambil mengayunkan kakinya seperti yang biasa dilakukan putranya.

UIRYS Book II: Manoban Thing - JENLISA (ID) GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang