Chapter 98

12.2K 1K 69
                                    

Wendy POV

Aku telah menunggu pesan Lisa sejak aku bangun karena aku mengajak Joy keluar pagi ini. Aku sedang memikirkan apa yang harus diberikan setiap hari yang mungkin dia hargai, tetapi Jisoo mengatakan kepadaku tadi malam bahwa jika Joy adalah orang yang baik, dia akan menghargainya bahkan jika aku memberinya batu atau debu. Lisa berkata untuk memberinya bunga setiap hari jadi di sinilah aku, membawakan bunga dan coklat untuknya.

Aku pikir ini adalah hari libur bagiku dari perusahaan dan Seulgi. Berhubung Irene sudah tinggal di sana lagi, akan mudah bagi kami untuk pulang dan berkunjung ke sana. Tadi malam kacau, dia tidak mau makan seperti.. Irene memberinya makanan dan akan menyuapinya seperti bayi tapi dia membuangnya. Dia menolak meminum obatnya yang dimana itu tidak baik. Kami sudah mencoba membuatnya tenang tapi tidak ada efeknya sampai Aleyna datang. Akan sangat sulit bagi kami untuk mengatasi tragedi tersebut, tetapi aku yakin kami dapat melakukannya.

Aku berhenti di depan apartemen Joy, aku memberitahunya bahwa aku akan berada di sini dalam dua puluh menit dan kurasa dia masih bersiap.

Yang aku suka dari dia adalah.. dia tidak hanya cantik tapi dia juga berhati lembut. Dia tidak terlalu menuntut tentang makanan atau tempat yang akan kami kunjungi. Tidak seperti gadis yang aku kencani sebelumnya, mereka akan meminta untuk pergi ke sana dan ke sini. Ketika aku masih menjadi mahasiswa, aku selalu mengeluarkan banyak uang hanya untuk kencan satu hari. Teman-temanku selalu memberitahuku untuk meninggalkan gadis itu dan jangan melanjutkan apa yang telah kami mulai karena dia toxic dan sebagainya. Joy adalah satu-satunya gadis yang mereka setujui, seperti.. mereka akan menjadi gila jika aku melakukan sesuatu yang mungkin menyakiti perasaannya. Rasanya seperti Joy lebih penting bagi mereka daripada aku, teman mereka.

Aku mengambil buket dan coklat sebelum aku keluar dari mobilku. Karena tempatnya jauh dari jalan utama, tidak masalah untuk memarkir mobil di mana saja.

Aku menekan bel pintu dan meletakkan bunga di belakang punggungku. Aku menunggu hingga lima menit sampai aku mendengar beberapa langkah kaki, pintu gerbang terbuka dan menampilkan peri ini.

"Selamat pagiiiii!!" Dia dengan riang berkata sebelum dia tertawa.

"Aku selalu ragu jika kau mengalami perjuangan dalam hidupmu" aku terkekeh. "Ini.. Selamat pagi"

Aku menyerahkan bunga dan coklat padanya. Meskipun kami hampir setiap hari hang out, aku masih malu di depannya.

"Kau tidak harus melakukan ini" dia menyipitkan matanya tapi tetap menerimanya.

"Tapi dengan senang hati aku memberimu ini"

Dia menggelengkan kepalanya dan melihat ke sekitar, seolah dia sedang menunggu seseorang.

"Kenapa?" Aku bertanya.

"Hanya khawatir beberapa tetanggaku akan menyebarkan beberapa rumor tentangku bersama teman mereka."

Aku mengangkat satu alis dan melihat ke sekitar untuk memeriksa apakah beberapa dari orang-orang bodoh itu memperhatikan kami, tetapi kurasa tidak ada siapa-siapa.

"Ngomong-ngomong, apa kau sudah sarapan?" Dia bertanya.

"Belum. Aku baru saja akan bertanya padamu tapi kau melakukannya lebih dulu" aku mendengus.

"Sempurna! Tunggu aku di sini" dia berlari ke dalam dan membuatku menunggu di luar.

Restoran apa yang harus aku pilih? Setiap kali aku menyarankan restoran untuk makan, dia selalu menolak jadi aku berpikir yang tidak terlalu mahal tetapi aku tidak bisa memikirkannya.

"Heeey Wendy!" Dia melompat ke sampingku yang membuatku tersentak.

"Kau membuatku kaget" aku memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam untuk pulih dari keterkejutan.

UIRYS Book II: Manoban Thing - JENLISA (ID) GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang