Chapter 138

9.5K 1K 245
                                    

Lisa POV

"Kami akan pergi!" Kami berkata serempak kepada Irene dan Jennie saat kami berjalan keluar dari rumah sakit. Mereka mengabtarkan kami ke pintu utama karena kami tidak tahu mengapa.

Saat itu pukul 16.30 dan mereka bertanya apakah kami bisa membeli sesuatu untuk dimakan sehingga kami tidak punya pilihan selain mengatakan Ya meskipun kami tidak mau dan ingin tetap di dalam ruangan Chaeyoung sampai kami pulang. Jisoo tetap di sana karena bayinya masih ada di sana jadi kami membiarkan dia.

Saat kami sudah jauh dari keduanya, Wendy dan aku memukul kepala Seulgi yang meninggalkan reaksi mengejutkan pada Jimin.

"Aw!" Seulgi berlari ke belakang Jimin untuk bersembunyi. "Apa-apaan idiots"

"Bagaimana kau bisa menyebut nama Sojoo di depan Chaeyoung? Hah? Apa kau benar-benar gila?" Wendy bertanya dan siap untuk menangkapnya tetapi dia melarikan diri dan melepas sepatunya, bersiap untuk melemparnya begitu kami mendekatinya.

"Kenapa? Itu sudah bertahun-tahun! Kita masih remaja waktu itu dan kurasa Chaeyoung tidak akan menganggapnya serius!" Dia berkata dalam pembelaan, dia benar.

Kami berhenti berjalan dan menatapnya. "Apa yang terlintas di benakmu untuk menyebutkan namanya? Aku bahkan hampir lupa namanya" tanyaku dan berjalan lagi.

Dia memakai sepatunya dengan bibir cemberut. "Aku hanya menggoda Jisoo karena aku bertemu Sojoo sebelumnya" dia berkata dan bangkit.

Jimin menggaruk kepalanya. "Oke, aku akan berada di sini dan siap untuk melerai begitu salah satu dari kalian memutuskan untuk saling membunuh satu sama lain, oke?" Dia berkata karena dia tidak tahu apa yang kami bicarakan.

"Kau bertemu dengannya?? Dimana??" Tanya Wendy.

Sejauh yang aku ingat dari pidatonya, dia akan pergi ke Paris untuk mengejar mimpinya menjadi model. Dia kembali? Hmm.

Seulgi menatap Jimin. "Aku sedang makan sendirian di restoran karena aku membusuk kelaparan sampai mati menunggu Jimin keluar lalu kami berbagi meja. Jujur, aku tidak mengenalinya sampai dia memperkenalkan dirinya. Kau juga melihatnya kan, Jimin? Kau mengira dia selingkuhanku lagi, dasar bodoh" dia mendesis.

"Aahh! Kupikir dia akan menjadi Yoona berikutnya. Aku takut Jennie akan mematahkan tulang seseorang lagi" ucap Jimin dan menepuk bahuku. "Jadi, dia mantan Jisoo?"

Kami saling memandang dan mengangkat bahu. Well, dia bukan mantan pacar Jisoo tapi dia adalah Cinta pertama Jisoo tapi ada sesuatu yang terjadi karena Sojoo diam-diam mencintaiku yang membuat Jisoo kesal. Aku tidak tertarik dengan Sojoo saat itu, meskipun dia cantik tapi aku tidak menyukainya.

Apa kau tahu pola pikir anak SMA tentang cinta itu seperti memilih pasangan sesuai tipe idealmu? Seperti jika kau bermimpi memiliki cheerleader yang seksi, kau akan mendapatkannya. Ya, aku tidak punya tipe ideal. Cukup hebat di tempat tidur akan baik-baik saja untukku.

"Bukan. Tapi dia adalah cinta pertama dan patah hati pertama Jisoo" Wendy tertawa.

Seulgi menyipitkan matanya padaku dan menyodok pinggangku. "Lisa.." bisiknya.

"Apa?" Aku bertanya dan menatapnya dari ujung kepala sampai ujung kaki, dia terlihat mencurigakan. "Apa kau menggunakan narkoba?"

"Bagaimana kau bisa menyembunyikan dari kami bahwa kau menjadikan dia sebagai modelmu di perusahaan hah? Jangan karena dia cantik, kau harus menyembunyikannya dari kami. Itu salah, Lisa" dia menggelengkan kepalanya dan mendorongku.

"Kau rakus sekali" tambah Jimin dan menatapku dengan jijik.

"Tunggu, apa?" Aku bertanya dengan bingung. "Apa yang kau bicarakan?"

UIRYS Book II: Manoban Thing - JENLISA (ID) GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang