Chapter 175

7K 756 222
                                    

"Ya Tuhan, kakiku terasa kebas" ucap Jisoo, sambil menunggu teman-temannya menyandarkan sepedanya di pagar.

Dia dapat mendengar teman-temannya mengumpat dan mengeluh tentang betapa lelahnya mereka.

"Aku ingin pulang ke rumah!" Jimin berteriak.

Ketika Jisoo akhirnya melihat teman-temannya mendekat, dia tidak bisa menahan tawa kecilnya. Sambil mengayuh, Wendy mencoba mendorong Seulgi di belakangnya. Dia sudah kelelahan bersepeda dari jam 4 pagi sampai jam 9 pagi. Begitu sampai di lokasi Jisoo, mereka langsung melepaskan sepedanya dan merebahkan diri di tanah, tak menghiraukan mobil yang lewat.

"Wendy, kau bodoh sekali karena membawa kita ke sini" kata Seulgi sambil mengatur napas.

"Kau menyetujuinya jadi berhentilah mengeluh" balas Wendy.

Saat Jisoo meminum airnya, dia langsung bingung. "Di mana Lisa?" Dia bertanya.

Ketika mereka melihat Lisa mendorong sepedanya, mereka semua menoleh ke arahnya dan tertawa karena dari raut wajahnya mereka tahu bahwa jika Lisa tidak istirahat, dia akan segera pingsan.

"Beraninya kau, Wendy!" Lisa berteriak dan mendorong sepedanya ke arah Wendy sebelum duduk di samping Seulgi. "Kau bilang pada kami bahwa ini hanya perjalanan yang mudah tetapi yang sebenarnya kau maksud adalah, mati itu mudah"

Wendy tertawa sambil memijat kakinya. "Inilah yang disebut olahraga"

Mereka semua berbaring di tanah dan menyaksikan bagaimana awan bergerak di langit. Mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan pada hari ini, yaitu Sabtu pagi. Mereka telah berpartisipasi dalam olahraga ini selama berbulan-bulan dan sepertinya mereka menikmatinya.

Setelah istirahat selama 30 menit, mereka mengambil keputusan untuk melanjutkan. Mereka bertujuan untuk kembali ke rumah sebelum makan siang. Sebelum mereka pergi, telepon Seulgi berdering. Mereka semua memandangnya dan menunggu sinyal untuk pergi.

"Halo?" Kata Seulgi sambil mengerutkan kening.

"Kau bisa bicara sambil-"

Seulgi mendorong sepedanya ke samping dan menyenggol sepeda Wendy, menyebabkan Wendy kehilangan keseimbangan sebelum Wendy dapat melanjutkan kalimatnya.

"Apakah kamu serius?" Teriak Seulgi, dia menatap teman-temannya dan mengakhiri panggilan.

"Apa?" Lisa bertanya sambil memakai helmnya.

"Irene sedang kontraksi" ucapnya tenang sambil masih memproses kabar itu. "Ya Tuhan! Irene mau melahirkan!"

"Benarkah??" Mereka semua berkata bersamaan.

Seulgi menggerakkan kakinya maju mundur. Ketika dia melihat taksi mendekat, dia memutuskan untuk melambaikan tangannya agar taksi itu berhenti. "Aku pergi sekarang, tolong bawa sepedaku pulang!" Dia berkata dan naik taksi.

"Hei!" Jimin berteriak.

Mereka saling melirik dan mulai saling mengoper sepeda.

"Bawa pulang" Jisoo mendorongnya kembali ke Jimin.

"Rumahmu lebih dekat" Jimin memberikannya pada Wendy.

Wendy hendak menyerahkannya kepada Lisa ketika wanita itu langsung berakting. "Aduh, punggungku sakit. Jennie akan marah jika dia tahu aku membawa dua sepeda" ucapnya sambil mencoba memejamkan satu matanya.

"Kau bisa menggantikan Kim Da-mi untuk menjadi aktris terbaik" desis Wendy, dia dengan agresif meraih sepedanya hingga membuat Lisa tersenyum lebar.

Mereka semua mulai bersepeda lagi dan berbicara dengan penuh semangat tentang siapa yang akan pertama kali menggendong bayi tersebut.

UIRYS Book II: Manoban Thing - JENLISA (ID) GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang