⏳ || Chapter 020

224 140 41
                                    

"Tidak ada hari tanpa diawali terbit matahari, tidak ada hari esok tanpa tenggelamnya baskara dikala temaram. Begitulah kehidupan, semuanya yang berawal pastilah akan berakhir."

🥀

🎶Now Playing: Yiruma - River Flows in You🎶

🥀

Dengerin mulmed dulu, biar beda sensasinya.

🥀

"Faras, kita mau ke mana? Katanya kita harus latihan soal?" Bella berusaha untuk menyeimbangkan langkah dengan Faras. Sepulang sekolah cowok itu sudah menunggunya di depan kelas, Bella menduga Faras tidak ingin dirinya kembali menyelinap ke ruang musik. Namun bukan berjalan menuju perpustakaan cowok itu malah berjalan menuju parkiran dengan cepat.

"Faras!" langkah cowok itu berhenti tepat di samping motornya. Bella mengerutkan dahinya tak paham. Cowok itu merogoh saku celananya dan menarik kunci motor.

"Naik!" titah Faras sembari memberikan satu helm kepada Bella. Gadis itu mengernyitkan dahinya heran. Kedua bola matanya menatap lurus tangan Faras yang menggantung di udara.

"Buruan naik!" Faras mengulang perintahnya saat Bella tak lekas bergerak. Tak ingin membuat Faras emosi Bella segera naik ke belakang motor. Setelahnya motor itu melaju bersama kendaraan lain yang memenuhi jalan.

Faras terus memacu motornya tanpa banyak bicara, segala pertanyaan yang Bella ajukan hanya terbang bersama angin tanpa memperoleh jawaban pasti. Cowok itu terus melajukan motornya menuju Jakarta Selatan, sudah terlampau jauh dari letak sekolah mereka berada. Langit perlahan berubah menjadi keemasan dengan lembayung senja yang membentang di ujung barat.

Di jok belakang Bella meremas jari-jarinya, takut jika Faras akan membuangnya ke permukiman kumuh atau meninggalkannya di tepi jalan. Bella melirik Faras dari kaca spion, cowok itu tampak fokus mengemudi. Bella hanya menghela napas pasrah. Hatinya hanya bisa mengumpulkan keping-keping rasa percaya pada di Pengemudi ini.

Bella sedikit terkejut saat motor yang mereka tumpangi melintasi Jl. Prof. Dr. Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan. Jalan ini merupakan kawasan bisnis dan perbelanjaan. Cowok itu terus memacu motornya hingga ke Kuningan Timur di mana salah satu gedung tinggi yang dahulu ingin gadis itu kunjungi. Rongga dadanya semakin menyempit saat Faras memasuki area Ciputra World Jakarta.

"Ng---ngapain kita ke sini?" tanya Bell dengan suara bergetar.

Faras menhela napas pelan kemudian tersenyum, cowok itu kemudian menarik sesuatu dari saku jaket hitamnya, dua lembar kertas berwarna gold mencuat dari saku itu bersamaan dengan mata rasa sesak hadir dalam dadanya.

"Ini buat lo." Faras menyerahkan selembar tiket VVIP dengan logo Ciputra Artpreneur di pojok kiri. Bella menerima tiket itu dengan bergetar, air matanya menetes begitu saja.

Dahi Faras berkerut saat melihat wajah Bella yang sedih, tangan cowok itu terjulur lagi tanpa aba, dengan ibu jarinya Faras mengusap air mata Bella. "Lo kenapa?" Bella menggeleng patah-patah sebagai jawaban. Rasa perih yang kini menjalar membuat suara Bella tak mampu keluar. Semua tertahan di kerongkongan bersama napasnya yang tersengal.

Mata Faras menyipit curiga. "Lo kenapa?" Faras kembali bertanya dengan menekan setiap kata yang dirinya ucapkan. Bella diam. Hanya diam memandangi tiket yang berada dalam genggamannya kini.

Tentang Kita yang Tak Siap Kehilangan - TAMATWhere stories live. Discover now