⏳ || Chapter 025

207 134 38
                                    

“Aku pernah jatuh sejatuh-jatuhnya sebelum kamu mengajarkan arti perjuangan yang sebenarnya.”

🥀

🎶Now Playing: [Play lagu favorit kalian sendiri-sendiri]🎶

🥀

“Jelasin ke gue, siapa yang bakalan lo singkirin, Afla!” Faras berkacak pinggang, rahangnya mengetat. Sorot matanya tajam seperti elang yang tak makan selama berbulan-bulan. Sementara itu, Afla yang mendapatkan tatapan demikian sibuk memainkan jemarinya untuk menahan resah.

Gadis itu sempat tersenyum tipis. “Kak Faras kok belum pulang? Abis ngapain kak?”

Afla berusaha untuk tetap biasa saja walau kenyataannya dia kaget luar biasa. Dia pikir semua siswa sudah pulang, ternyata masih ada Faras yang tanpa dirinya sadari berada di dekat dirinya berdiri. Segala bentuk kamuflase Afla untuk tetap tenang nyatanya tak berhasil. Sudut mata Faras dapat menangkap aura ketakutan tersembunyi dalam sorot mata Afla yang berotasi dengan resah. Juga jari-jemarinya yang saling bersinggungan membuat gejolak curiga dalam diri Faras semakin besar.

Faras berdecak kesal dengan gadis di depannya. “Nggak usah ngalihin pembicaraan! Jawab gue siapa yang mau lo singkirin!”

Afla terdiam kemudian tertawa kecil. Sungguh memuakkan bagi Faras yang mendengar tawa itu. Sudah jelas ada yang Afla sembunyikan dan Faras tau gelagat itu, tetapi gadis itu masih saja mencoba menutupinya.

“Eh, Kak Faras ngomong apaan sih? Afla nggak ngerti deh. Kak Faras nggak lagi ngelindur 'kan?” Afla mengibaskan tangannya ke wajah Faras, mencoba memberi gurauan. Namun, pergerakan tangannya justru memperlihatkan kegugupan yang dirinya rasakan. Manik mata Faras mampu menangkap tangan Afla yang gemetar.

Faras menyambar tangan itu dan mencekalnya kuat. Hawa dingin langsung meresap memalui pori-pori kulit Afla yang melebar lantaran gemetar, bulu kuduknya sontak meremang. Ketakutannya mencapai titik puncak. “Jangan basa basi. Gue denger apa yang lo omongin tadi.” Faras menatap Afla tajam. “Apa lo yang ngelakuin itu ke Bella!?”
Afla menggigit bibirnya hingga perih.

Butiran keringat perlahan menetes melalui pelipisnya. “Aku nggak ngerti kakak ngomong apa, lepasin aku kak. Sakit.”

“Jawab gue, Afla!”

“Aku nggak ngerti Kakak ngomong apa, aku nggak paham.”

Faras terkekeh sumbang. “Jangan berlagak bodoh Afla. Apa lo yang udah sekap Bell?” tanya Faras dengan lantang. Emosinya tak dapat lagi di tahan. Faras kemudian menarik garis itu menuju pos satpam di mana Pak Yasir duduk sambil mengamati komputer.

“Kak, lepasin aku. Kok Kak Faras jadi kasar gini! Kak, lepasin!”
Cowok itu sama sekali tidak menghiraukan teriakan Afla yang minta di lepaskan. Faras biarkan kedua mata gadis itu memerah. Jika sekolah tidak kunjung bertindak maka dirinya harus segera bergerak.

Faras sangat curiga jika Afla yang melakukan tindakan kriminal itu kepada Bella. Jika bukan Afla, lantas mengapa gadis itu tampak ketakutan saat Faras bertanya siapa yang hendak gadis itu singkirkan darinya. Jika bukan Afla mengapa gadis itu tidak menjawab pertanyaan dan malah melebarkan pertanyaan ke mana-mana.

Langkah Faras berhenti tepat di depan pos satpam, Pak Yasir yang semula fokus menatap komputer langsung berdiri menghampiri di muka pintu.

Tentang Kita yang Tak Siap Kehilangan - TAMATWhere stories live. Discover now