⏳ || Chapter 002

774 391 192
                                    

“Bila saja waktu bisa diputar, aku ingin sekali menawar. Agar luka yang akan semesta torehkan tidaklah terlalu lebar.”

🥀

🎶Now Playing: Febby Putri- Halu🎶

🥀

+628570126XXXX

Kak Faras masih di kantin?

Tanpa mengetikan pesan jawaban, layar benda pipih itu langsung berubah menjadi gelap. Cowok beralis tebal itu kemudian kembali meletakkan ponselnya di atas meja kantin.

Disampingnya, Devan menatapnya dengan tatapan jahil yang kemudian dibalas dengan tatapan maut oleh Faras. Menyunggingkan senyum, cowok bernama Devan itu mengangkat tangannya menyisakan dua jari yang berdiri sebagai permohonan maaf.

Faras menghembuskan nafas kesal, sedikit menyesal mengapa jarinya harus membuka pesan berisikan kalimat tak berguna itu, tak ingin perfikir panjang cowok itu segera menyantap nasi goreng pesanannya sebelum moodnya benar-benar hilang.

Devan berdehem canggung, “Lo emang aneh. Disaat cowok lain mati-matian tebar pesona dan ngajar cewek lo malah diem aja, tapi anehnya lagi kenapa banyak cewek malah nempel ke elo? Dan lo bukannya bersyukur malah cuek gitu.” Devan menatap Faras takjub. Entah jimat apa yang dimiliki cowok itu hingga banyak cewek cantik yang mengejarnya.

Faras melirik Devan sekilas, “Gue nggak minta digandrungi, mereka aja yang ganjen,” sungut Faras tanpa mengalihkan atensi dari makanannya.

Satu ucapan setelahnya hampir membuat Faras menyemburkan makanan yang baru saja dikunyahnya. “Lo nggak homo ‘kan?”

“Ampun ... ampun, becanda deh, suer!” pekik Devan saat melihat kepalan tangan Faras melayang di udara, cowok beralis tebal itu urung untuk meninju wajah Devan yang menyebalkan, kembali menyimpan tangannya cowok itu kemudian mendesis sebal.

“Kak Faras!”

Paggilan itu membuat dua cowok yang tengah menyantap makanan menoleh seketika, beberapa pengunjung kantin juga ikut menoleh sekedar ingin tau atau bahkan ada yang mencari tau. Dari kejauhan seorang gadis dengan rambut yang dihiasi bando berwarna biru itu berjalan mendekat. Wajah Faras berubah seketika, benar saja dugaannya moodnya sudah hilang saat ini juga.

“Kak Faras, jadi ajarin aku Fisika kan?” tanya gadis dengan name tag berukirkan nama Afla Maharani itu dengan hati-hati. Namun, ucapannya sama sekali tidak ditanggapi oleh cowok itu. Faras justru memainkan sendoknya tanpa berminat untuk kembali menyuap makanan ke mulut.

“Kak Faras marah ya?” serak gadis itu, dia bisa membaca bahwa raut wajah Faras sama sekali tidak bersahabat. Afla jadi merasa bersalah, tadi dirinya berjanji untuk mememui Faras tepat saat istirahat. Namun, mendadak dirinya lupa lantaran teman sekelasnya mengajak nonton film untuk menagisi jam kosong tadi.

Faras mengetatkan rahang kemudian bersidekap dada, “Menurut lo? Kalau lo nggak niat buat belajar Fisika, nggak usah ngajak janjian kalau lo nggak bisa datang tepat waktu!” bentaknya yang kemudian menarik atensi pengunjung kantin.

Afla menggigit bibirnya hingga terasa perih, “Maaf kak, aku sal---“

“Iya lo salah, lo buang-buang waktu gue. Kata maaf lo nggak bakalan bisa gantiin waktu gue yang udah kebuang sia-sia,” cetus Faras yang langsung membuat Afla menunduk dalam-dalam, menyesali keputusannya saat meng-iya-kan tawaran teman sekelasnya.

Tentang Kita yang Tak Siap Kehilangan - TAMATWhere stories live. Discover now