AQUARIUS | 04

2.3K 248 153
                                    

HALO SEMUANYA ASSALAMUALAIKUM^^

APA KABAR? SEMOGA SEHAT SELALU :)) SETIAP SABTU AKAN DITEMANI SAMA RIUS, YA!!

UDAH SIAP BACA, KAN? KLIK BINTANG DULU, KUY! HAPPY READING....^^

****

"Hati adalah sesuatu paling rawan untuk pecah apalagi patah."

"Istirahat nanti, temenin gue ke Sagi, dong! Mau, ya? Please

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Istirahat nanti, temenin gue ke Sagi, dong! Mau, ya? Please."

Permintaan yang berasal dari suara cempreng di sebelah Berlin, berhasil membuat cewek itu mendengus malas. Ia sedang tidak ingin keluar kelas saat ini. 

Ya, demi menghindari cowok yang suka ngerdus belakangan ini.

Berlin mengangkat sebelah alisnya namun masih dengan pandangan fokus pada buku novel. "Sagila kelas IPS yang PakBoi banget itu? Yang suka ngerdus?"

Cewek di samping Berlin mengangguk penuh antusias. "Iya, dialah! Siapa lagi?"

"Ck, ngapain, sih?" cibir Berlin masih bersikap cuek dan berusaha tenang dalam membaca novelnya. Namun hasilnya selalu gagal karena Lyra sibuk menganggunya.

Lyra masih menempel di bahu Berlin dan menggelayut manja di lengan sahabatnya.

"Lo tahu, kan, kalau hasil jepretan Sagi itu bagus? Ya, meski rada ngeselin, sih."

"Hm..." Berlin hanya menggumam pelan. "Lantas?" sambungnya masih dingin.

"Nah, gue itu mau minta tolong sama Sagi buat fotoin gue sama Reza. Kita berdua belum pernah ambil foto sejak pacaran tiga hari yang lalu."

Mata Lyra sungguh bertbinar. Seketika ia sudah membayangkan momen mesra bersama Reza nantinya ketika dipotret dalam satu frames.

"Niko juga bagus, jepretannya. Gak mau sama dia aja? Sekelas sama Sagi, pula."

"Hah? Niko yang udah taken itu sama si Nini dancer?" sahut Lyra memastikan.

Berlin mengangguk sekilas, lantas menutup buku novelnya. Ia tidak bisa tenang jika Lyra masiih nyerocos seperti ini. "Iya, memang kenapa, sih, sama si Niko?"

"Gue gak mau aja, Niko, kan, selalu bareng Romeo yang nyebelin. Mending gue deketin Sagi aja, ganteng juga, sih, meski suka gombal dan tebar pesona."

Berlin sontak menjitak kepala Lyra, sahabatnya ini memang sudah tidak waras. "Lo udah gila atau nyari mati? Kekasih Sagi, Ryu, meninggal. Lo masih mau nyari kesempatan atas itu? Lagian gue gak habis thinking sama lo. Udah punya Reza, minta yang lain?"

"Kalau gitu, kita ke kak Sergio aja gimana? Gak kalah ganteng juga, kok.."

Berlin mendengus perlahan. Ia beranjak berdiri, menyingkirkan meja di hadapannya karena Lyra yang masih membahas cowok. Jujur, ia sudah tidak suka pembahasan seputar cowok lagi, sejak ada yang melukai hatinya dulu. 

AQUARIUSWhere stories live. Discover now