AQUARIUS | 37

614 90 10
                                    

Fotonye ghea bagus ya diatas wkwkwk

Yang baca cerita Aquarius, wajib follow!
@aquarius.bgspti
@berlin.clarissa
@one.dream12
@zakisept
@wpzakisept

di chapter ini ada Anna dan Zio punya pinkypear_ dari LIBRA! 

warning! ada clue yang harus kalian cermati di chapter ini dipakai mengungkap pelaku sticky notes selama ini! happy read! <3

warning! ada clue yang harus kalian cermati di chapter ini dipakai mengungkap pelaku sticky notes selama ini! happy read! <3

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

AQUARIUS BAB 37 | SIAPA SEBENARNYA?

"Sama kamu, banyak sedihnya. Sama kamu, banyak lelahnya. Sama kamu, banyak tangisnya. Jadi sekarang, memilih beranjak atau menetap saja?"

****

Kening Berlin mengerut, bahkan berlipat-lipat tatkala memahami isi dari sticky notes aneh yang sialnya tertempel di loker miliknya.

Dari siapa ini? Kenapa pengirim bisa memasukkan sticky notes ke dalam lokernya? Padahal Berlin rutin memastikan bahwa loker selalu dikunci.

"Orang gila, mungkin, ya, yang kirim? Kok gue malah jadi ngeri," gumamnya.

Meski tak tahu siapa pengirimnya, perempuan itu mencoba tak menghiraukan. Baru saja meraih kaos olahraga di dalam loker dan menutup pintunya, Berlin dibuat terkejut.

Ia berteriak! Spontan, degup jantungnya berderu lebih keras. Rambutnya menjadi berantakan, karena kini Berlin tersungkur di atas lantai. Sebelumnya, ia tak pernah seterkejut ini. Tapi, pemandangan yang tersaji di hadapannya, membuat Berlin jantungan.

Kaca wastafel yang seharusnya bersih, tergantikan dengan coretan lipstik merah sangat menjijikkan. Hal itu seharusnya menjadi biasa saja, tapi karena posisi Berlin tengah sendirian, mengakibatkan saraf motoriknya langsung merespon kondisi.

Rius yang tengah bersandar santai di pilar dekat dengan tangga, langsung menegakkan tubuh.

"Kenapa, tuh?"

Cowok itu langsung berlari menuju toilet cewek, tak peduli dengan gendernya. Yang ia pedulikan sekarang adalah Berlin berteriak panik.

Pintu masuk toilet didobrak oleh Rius. Saking paniknya, ia gelagapan dan dadanya naik turun sendiri. Ia berbelok ke kanan, mencari letak Berlin yang tak kunjung ditemukan.

"Berlin!" teriaknya lumayan nyaring, lantas menemukan Berlin terduduk lemas di atas lantai toilet yang menghadap wastafel.

"Rius..." lirihnya parau. Rius langsung berjongkok, membantu perempuan itu berdiri.

"Lo kenapa? Tadi kenapa teriak?" Rius khawatir, sungguh.

Kondisi toilet bersih yang sepi, membuat suara berat Rius menggema.

AQUARIUSWhere stories live. Discover now